tag:blogger.com,1999:blog-43471569970891871192012-02-16T00:21:20.658-06:00Ramadhan_Next Urang banua kita juaBangga menjadi Mahasiswa STAI darussalam Martapura Kalimantan selatan dan mari kita cerdaskan banua kitaRamadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.comBlogger102125tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-8314010523002325242012-02-06T23:43:00.002-06:002012-02-06T23:43:45.425-06:002012-02-06T23:43:45.425-06:00Si Kancil dan Siput<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=46%3Acerita-dongeng-anak-3&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=46%3Acerita-dongeng-anak-3&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=9f0e29612f2bf30788fcf2b313ac3fc6254de6e0" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a></td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;"><img align="left" alt="Siput" border="0" height="129" src="http://www.ceritaanak.org/img/siput.jpg" width="130" />“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!” </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana;">Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.</span></span></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-831401052300232524?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-12236569492091111032012-02-06T23:41:00.000-06:002012-02-06T23:41:52.097-06:002012-02-06T23:41:52.097-06:00Dongeng asal mula duabelas shio binatang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="content_vote"></span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"><img align="left" alt="Shio
Binatang" border="0" height="143" src="http://www.ceritaanak.org/img/shio-binatang-kecil.jpg" width="111" /> </span><br />
<span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang dewa. Pada tanggal 31 Desember pagi sebelum tahun baru, Sang Dewa menulis surat kepada binatang2 diseluruh negeri. Angin lalu menyebarkan surat-surat itu ke seluruh negeri. </span><br />
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td valign="top"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Dalam sekejap, para binatang menerima surat2 itu, yang isinya seperti ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">"Besok pagi di Tahun Baru, aku akan memilih binatang yang paling dahulu datang kesini, dari nomor </span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">satu sampai dengan nomor duabelas. Lalu, setiap tahun aku akan mengangkat satu-persatu dari mereka sebagai Jenderal berdasarkan urutan". Tertanda, Dewa. </span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Para bintang sangat bersemangat dan tertarik dengan hal itu. Mereka sangat ingin menjadi Jenderal. Tetapi, ada seekor binatang yang tidak membaca surat semacam ini, yaitu Kucing yang suka bersantai dan tidur. Ia hanya mendengar berita ini dari Tikus. Tikus yang licik menipunya dan memberitahu bahwa mereka harus berkumpul di tempat Dewalusa tanggal 2 Januari, padahal seharusnya mereka berkumpul besok pagi tanggal 1 Januari. </span></span></span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Semua binatang bersemangat dan memikirkan tentang kemenangan, dan mereka semua tidur cepat. Hanya Sapi yang langsung berangkat malam itu juga, karena ia sadar bahwa ia hanya dapat berjalan lambat. Tikus yang licik melihatnya lalu meloncat dan menumpang di punggung Sapi, tapi Sapi tidak menyadari hal itu.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Pagi harinya, saat hari masih gelap, Anjing, Monyet, Babi Hutan, Harimau, Naga, Ular, Kelinci, Ayam, Domba dan Kuda semuanya berangkat berlari menuju ketempat Sang Dewa. </span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Saat matahari mulai terbit, yang pertama kali sampai di tampat tinggal Dewa adalah...Sapi. Tapi kemudian Tikus melompat kedepan dan mendarat tepat dihadapan Dewa. Maka Tikus pun menjadi yang pertama.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Selamat Tahun Baru Dewa...kata Tikus kepada Dewa.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Sapi pun menangis karena kecewa menjadi urutan ke dua.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Di belakang mereka, tibalah Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi Hutan datang berurutan. Dengan demikian mereka ditetapkan sebagai pemenang satu sampai dengan duabelas sesuai dengan urutan kedatangannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Duabelas ekor binatang ini kemudian disebut dengan 12 Shio Bintang.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Para binatang itu merayakan kemenangan dan berpesta pora sambil mengelilingi Sang Dewa. Lalu, kucing datang dengan wajah yang sangat marah. Ia mencari Tikus yang telah menipunya sehingga ia datang terlambat. Kucing pun berlari mengejar Tikus kesana kemari. </span></span></span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Sejak itu mulailah era Duabelas Shio Binatang, dimulai dari yang pertama tahun Tikus, lalu Sapi, kemudian Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi Hutan.</span></div><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;">Kucing yang tidak berhasil masuk kedalam Dua belas Shio Binatang sampai sekarang masih mengejar Tikus kesana kemari karena telah ditipu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div></td></tr>
</tbody></table></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-1223656949209111103?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-39095190358986409932012-02-06T23:38:00.002-06:002012-02-06T23:38:43.206-06:002012-02-06T23:38:43.206-06:00Raksasa Yang Egois<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=54%3Acerita-dongeng-anak-raksasa-yang-egois&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=54%3Acerita-dongeng-anak-raksasa-yang-egois&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=4ce3224152ab30f91146e74caec79626265f570f" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a></td></tr>
</tbody></table><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dahulu kala, ada sebuah taman yang sangat luas dan cantik, milik seorang raksasa. Taman itu sangat indah dengan rumput yang hijau dan lembut, bunga-bunga yang cantik, dan puluhan pohon yang berbuah lebat.</span></span></span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Setiap siang, anak-anak masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau merdu dari pohon-pohon. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;"><img align="left" alt="Raksasa marah" border="0" height="105" src="http://www.ceritaanak.org/img/raksasa-yang-egois-marah.jpg" width="140" />Raksasa sedang pergi selama 5 tahun mengunjungi keluarganya di negeri lain. Sekarang, dia kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Saat tiba di taman, ia melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “Apa yang kalian lakukan disini? Pergi! Ini taman milikku!”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi, memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan disana.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan berwarna coklat. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa kesepian. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Awalnya anak-anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span>Taman</span><span> milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon, beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sekarang raksasa tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-3909519035898640993?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-29445596464781451902012-02-06T23:37:00.000-06:002012-02-06T23:37:02.284-06:002012-02-06T23:37:02.284-06:00Puteri Tidur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"></td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td><td align="right" class="buttonheading" width="100%"><br />
</td></tr>
</tbody></table><form action="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=55:cerita-dongeng-anak-putri-tidur&catid=34:cerita-dongeng-anak&Itemid=53" method="post"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri. </span></span></span></span></form><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu. </span></span></span></span><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dalam acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan berkat kepada sang Puteri.</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”</span></span></span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”</span></span></span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”</span></span></span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri keempat mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”</span></span></span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri kelima mengatakan “Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.”</span></span></span></span> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari. </span></span></span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span> <br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;"><img align="left" alt="Dongeng Puteri
Tidur" border="0" height="149" src="http://www.ceritaanak.org/img/putri-tidur.jpg" width="150" />Setelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.</span></span></span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.</span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12pt;"><span style="color: black;">Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.</span></span></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-2944559646478145190?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-77182532540836113332012-02-06T23:34:00.000-06:002012-02-06T23:34:15.656-06:002012-02-06T23:34:15.656-06:00Raja yg bodoh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="content_vote"><input name="task" type="hidden" value="vote" /><input name="option" type="hidden" value="com_content" /><input name="cid" type="hidden" value="53" /></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;"><img align="left" alt="Raja yang bodoh" border="0" height="140" src="http://www.ceritaanak.org/img/raja-yang-bodoh.jpg" width="117" />Dahulu kala, ada seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Dia banyak menghabiskan waktu hanya untuk memandangi dirinya sendiri di cermin, dan selalu ingin mengenakan baju-baju baru di pagi, siang dan malam hari!!</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pada suatu hari, datanglah dua orang penipu yang menyamar sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka mengaku bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai-sampai kain yang mereka pakai untuk membuat baju tidak akan terlihat, kecuali oleh orang-orang pintar. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Ketika raja mendengar hal itu, dia sangat tertarik. “Itu bagus, aku bisa tahu siapa saja yang bodoh dan siapa saja yang pintar di kerajaan ini.” Pikirnya.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru untuk dirinya, menggunakan bahan kain istimewa itu. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Beberapa hari kemudian, raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para penipu yang menyamar itu, ia pun kebingungan. “Aku tidak melihat apa pun disini” pikirnya. Akan tetapi menteri itu tidak mau mengakuinya karena tidak ingin dianggap bodoh. Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Tak lama kemudian sang raja datang untuk melihat sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia tidak melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap bodoh, raja pun berpura-pura bisa melihat baju yang istimewa itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota. Kedua penipu yang menyamar telah berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa benang-benang emas yang telah mereka sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju.</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Saat raja memakai baju barunya, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.</span></span></span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Seluruh rakyat telah mendengat bahwa raja akan mengenakan baju baru sang spesial hari itu. Saat sang raja muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun berseru-seru memuji sang raja. </span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “tetapi, dia kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!”</span></span></span></span><span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12pt;"><span style="color: black;">Semua terdiam. Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali ke istana. </span></span></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-7718253254083611333?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-63725939020961512802012-02-06T23:32:00.000-06:002012-02-06T23:32:17.751-06:002012-02-06T23:32:17.751-06:00Ucapan Ajaib dari Peri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=56%3Aucapan-ajaib-dari-peri&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=56%3Aucapan-ajaib-dari-peri&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"><a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=8c8b97267c9cc94a0ef70a9d91c86e55fd86f6ed" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Dahulu, ada seorang janda yang memiliki dua anak perempuan. Anak yang sulung angkuh dan pemarah seperti ibunya, sedangkan yang bungsu manis dan lemah lembut.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sang ibu sangat memanjakan anaksulung nya yang memiliki sifat yang mirip dengannya, dan memperlakukan si bungsu dengan sangat buruk. Si bungsu disuruhnya melakukan hamper semua pekerjaan di rumah. Salah satu dari tugas si bungsu yang malang adalah berjalan kaki 1 kilometer jauhnya ke sebuah mata air dan membawa pulang air dalam sebuah ember besar. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pada suatu hari saat si bungsu sedang mengambil air di mata air, seorang wanita tua datang dan meminta air untuk minum. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">“Tunggu sebentar, akan kuambilkan air yang bersih untuk Ibu,” kata si bungsu kepada wanita tua itu. Diambilnya air yang paling jernih dan bersih, lalu diberikannya kepada wanita tua itu dengan menggunakan teko air agar dapat dengan mudah diminum. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Wanita tua yang sebenarnya adalah seorang peri itu berkata, “Kamu sangat sopan dan suka menolong, jadi akan kuberikan keajaiban untukmu. Setiap kata yang kamu ucapkan akan mengeluarkan sekuntum bunga, batu permata, dan mutiara dari mulutmu.”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Si bungsu tidak mengerti maksud wanita tua itu. Ia hanya tersenyum lalu berpamitan dan berjalan pulang. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sesampainya di rumah, ibunya memarahinya karena terlalu lama membawakan air. Si bungsu meminta maaf kepada ibunya dan menceritakan kejadian yang dia alami, bahwa ia menolong seorang wanita tua yang kemudian memberinya keajaiban. Selama si bungsu bercerita, bunga-bunga, batu permata dan mutiara terus berjatuhan keluar dari mulutnya.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">“Kalau begitu, aku harus menyuruh kakakmu pergi kesana.” Kata sang ibu. Lalu disuruhnya si sulung untuk pergi ke mata air dan apabila bertemu dengan seorang wanita tua, disuruhnya si sulung untuk bersikap baik dan menolongnya.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Si sulung yang malas tidak mau pergi berjalan kaki sejauh itu. Namun dengan tegas, ibunya menyuruhnya pergi, “Pergi kesana sekarang juga!!!” sambil menyelipkan wadah air dari perak ke dalam tas si sulung. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sambil menggerutu si sulung berjalan menuju mata air. Saat tiba disana, ia berjumpa dengan wanita tua itu. Tapi kali ini wanita tua itu berpakaian indah bagaikan seorang ratu. Lalu, wanita tua itu meminta minum kepada si sulung.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">“Apa kamu kira aku datang sejauh ini hanya untuk memberimu minum? Dan jangan pikir kamu bisa minum dari wadah air perakku. Kalau mau minum ambil saja sendiri di mata air itu!” kata si sulung kepada wanita tua itu.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena sikapnya yang kasar, wanita tua yang sebenarnya seorang peri itu mengutuknya. “Untuk setiap kata yang kamu ucapkan, seekor katak atau ular akan berjatuhan keluar dari mulutmu!”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Saat tiba di rumah, si sulung menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya. Saat bercerita, beberapa ekor ular dan katak berjatuhan keluar dari mulutnya. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">“Astaga!”, teriak ibunya jijik. “Ini semua gara-gara adikmu. Di mana dia?”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sang ibu lalu pergi mencari si bungsu. Karena ketakutan, si bungsu lalu lari dan bersembunyi di hutan. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Seorang Pangeran yang sedang berburu terkejut melihat seorang gadis yang sedang menangis sendirian di hutan. Ketika Pangeran itu bertanya, dengan tersedu-sedu si bungsu menceritakan apa yang terjadi. Saat bercerita, bunga-bunga, mutiara serta batu permata pun berjatuhan dari mulutnya. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pangeran jatuh hati kepada gadis yang baik itu. Dan Pangeran juga tahu ayahnya tidak akan keberatan mendapatkan seorang menantu yang baik seperti itu, apalagi dengan mutiara serta batu permata yang terus dihasilkannya. Maka Pangeran pun membawa si bungsu ke istana, lalu mereka menikah dan hidup berbahagia. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sementara itu di rumah, sikap si sulung menjadi semakin memuakkan, dan ia pun terus menerus mengeluarkan katak serta ular dari mulutnya, sampai-sampai ibunya pun mengusirnya dari rumah. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><br />
</div><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Karena ia tidak tahu harus kemana dan tidak ada seorangpun yang mau menampungnya karena sifatnya yang buruk, ditambah dengan katak-katak dan ular-ular yang terus keluar dari mulutnya, maka akhirnya ia pun tinggal sendirian di tengah hutan. </span></span></span><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: small;"><br />
</span></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-6372593902096151280?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-91931640338908676722012-02-06T23:29:00.002-06:002012-02-06T23:29:55.648-06:002012-02-06T23:29:55.648-06:00Cinderela<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=62%3Acerita-anak-dongeng-cinderela&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=62%3Acerita-anak-dongeng-cinderela&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=cc3c412d927f82f22b198b6f2dc85c49bcb53b36" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div align="justify">Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh kedua kakak tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah dan selalu dibentak-bentak.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela. Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar dan membayangkan meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu, lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak punya baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu. <span> </span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">“Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku", kata peri itu. Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepatu kaca.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">"Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu harus pulang sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. "Ya ibu peri. Terimakasih", jawab Cinderela. Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. "Cantik sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini," kata sang Pangeran.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" style="line-height: 15.6pt;">Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Iya akulah wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.," katanya peri tersebut. <span style="color: #333333; font-family: Verdana;"><br />
</span></div><div align="justify" style="line-height: 15.6pt;"><span style="color: #333333; font-family: Verdana;">Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun yang sangat bagus. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri. Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia di dalam Istana.</span></div><div align="justify" style="line-height: 15.6pt;"><br />
</div><div align="justify" style="line-height: 15.6pt;">D<em><strong>ongeng "Cinderela" ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana </strong></em></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-9193164033890867672?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-75677734060997183822012-02-06T23:27:00.002-06:002012-02-06T23:27:51.620-06:002012-02-06T23:27:51.620-06:00Aladin dan lampu ajaib<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=63%3Acerita-anak-dongeng-aladin&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=63%3Acerita-anak-dongeng-aladin&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=16a1692664d80f1fb4aada484b70ba6194b67d27" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div align="justify" class="MsoNormal">Aladin adalah seorang laki-laki yang berasal dari Negara Persia. Dia tinggal berdua dengan ibunya. Mereka hidup dalam kesederhanaan. Hingga pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kerumah Aladin. Laki-laki itu berkata kalau dia adalah saudara laki-laki almarhum bapaknya yang sudah lama merantau ke Negara tetangga. Aladin dan ibunya sangat senang sekali, karena ternyata mereka masih memiliki saudara.</div><div align="justify" class="MsoNormal">“Malang sekali nasibmu saudaraku”, kata laki-laki itu kepada aladin dan ibunya. “Yang penting kita masih bisa makan,paman”, jawab Aladin. Karena merasa prihatin dengan keadaan saudaranya tersebut, maka laki-laki itu bermaksud untuk mengajak Aladin ke luar kota. Dengan seijin ibunya,lalu Aladin mengikuti pamannya pergi ke luar kota.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Perjalanan yang mereka tempuh sangat jauh sekali, dan pamannya tidak mengijinkan Aladin untuk beristirahat. Saat Aladin meminta pamannya untuk berhenti sejenak, pamannya langsung memarahinya. Hingga akhirnya mereka sampai di suatu tempat di tengah hutan. Aladin lalu diperintahkan pamannya untuk mencari kayu bakar. “Nanti ya paman, Aladin mau istirahat dulu”, kata Aladin. Pamannya sangat marah setelah mendengar jawaban Aladin tersebut. “Berangkatlah sekarang, atau kusihir engkau menjadi katak”, teriak pamannya. Melihat pamannya sangat marah,lalu Aladin bergegas berangkat mencari kayu.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Setelah mendapatkan kayu, pamannya lalu membuat api dan mengucapkan mantera. Aladin sangat terkejut sekali, karena setelah pamannya membacakan mantera, tiba-tiba tanah menjadi retak dan membentuk lubang. Aladin mulai bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah dia benar pamanku? Atau dia hanya seorang penyihir yang ingin memanfaatkan aku saja?”</div><div align="justify" class="MsoNormal">“Aladin, turunlah kamu kelubang itu. Ambilkan aku lampu antic di dasar gua itu”, suruh pamannya. “AKu takut paman”, kata Aladin. Pamannya lalu memberikan cincin kepada Aladin. “Pakailah ini, cincin ini akan melindungimu”, kata pamannya. Kemudian Aladin mulai turun kebawah.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Setelah sampai di bawah, Aladin sangat takjub dengan apa yang dia lihat. Di dasar gua tersebut Aladin menemukan pohon yang berbuahkan permata dan banyak sekali perhiasan. “Cepat kau bawa lampu antiknya padaku, Aladin. Jangan perdulikan yang lain”, teriak pamannya dari atas. Aladin lalu mengambil lampu antik itu, dan mulaimemanjat ke atas. Tetapi setelah hamper sampai di atas, Aladin melihat pintu gua sudah tertutup dan hanya terbuka sedikit. Aladin<span> </span>mulai berpikir kalau pamannya akan menjebaknya. “Cepat Aladin, lemparkan saja lampunya”, teriak pamannya. “Tidak, aku tidak akan memberikanlampu ini, sebelum aku sampai di atas”,jawab Aladin.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Setelah berdebat, paman Aladin menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu lubang ditutup, dan pamannya meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. Kini dia tau kalau sebenarnya laki-laki tersebut bukanlah pamannya, dan dia hanya diperalat oleh laki-laki itu. Aladin lalubmencari segala cara supaya dapat keluar dari gua, tetapi usahanya selalu sia-sia. "Aku sangat lapar, dan ingin bertemu ibuku, ya Tuhan, tolonglah hambamu ini !", ucap Aladin.</div><div align="justify" class="MsoNormal"><img align="left" alt="Lampu Aladin" border="0" height="129" src="http://www.ceritaanak.org/img/lampu-aladin.jpg" width="129" />Sambil berdoa, Aladin mengusap-usap lampu antik dan berpikir kenapa laki-laki penyihir itu ingin sekali memiliki lampu itu. Setelah digosok-gosok, tiba-tiba di sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah Jin penunggu lampu. Apa perintah tuan padaku?”, kata raksasa "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", kata Jin lampu. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya, panggillah saya dengan menggosok lampu itu".</div><div align="justify" class="MsoNormal">Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu Aladin. “Ini adalah lampu ajaib Bu!”, jawab Aladin. Karena ibunya tidak percaya, maka Aladin lalu menggosok lampu itu. Dan setelah Jin lampu keluar, Aladin meminta untuk disiapkan makanan yang enak-enak. Taklama kemudian ibunya terkejur,karena hidangan yang sangat lezat sudah tersedia di depan mata.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku". Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta Jin lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian jin lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Tidak disangka, ternyata si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan jin lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut karena istananya hilang. Aladin lalu teringat dengan cincin pemberian laki-laki penyihir. Digosoknya cincin tersebut, dan keluarlah Jin cincin. Aladin bertanya kepada Jin cincin tentang apa yang sudah terjadi dengan istananya. Jin Cincin kemudian menceritakan semuanya kepada Aladin. "Kalau begitu tolong bawakan istana dan istriku kembali lagi kepadaku”, seru Aladin. "Maaf Tuan, kekuatan saya tidaklah sebesar Jin lampu," kata Jin cincin. "Kalau begitu, Tolong Antarkan aku ke tempat penyihir itu. Aku akan ambil sendiri", seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. Putri lalu bilang kalau penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum Bir. Setelah mengetahui kalau penyihir itu tidur, maka Aladin menyelinap ke dalam kamar laki-laki penyihir tersebut.</div><div align="justify" class="MsoNormal">Setelah berhasil masuk dalam kamar, Aladin lalu mengambil lampu ajaibnya yang penyihir dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin kepada Jin lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi Jin lampu langsung membanting penyihir itu dan melemparkan ke luar istana. "Terima kasih Jin lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke tempatnya semula". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.</div><div align="justify" class="MsoNormal"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal"><em><strong>Dongeng "Aladin dan lampu ajaib" ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana </strong></em></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-7567773406099718382?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-9141223293431403352012-02-06T23:25:00.000-06:002012-02-06T23:25:50.766-06:002012-02-06T23:25:50.766-06:00Alibaba dan Penyamun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=66%3Acerita-anak-alibaba-dan-penyamun&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=66%3Acerita-anak-alibaba-dan-penyamun&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=7c50135051d00d2b63fe0d744cf1ec7045440e19" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Pada jaman dahulu dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Kedua saudara itu memiliki perbedaan dalam hidupnya. Alibaba hidup dalam kemiskinan dan tinggal di daerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan kayu bakar yang dikumpulkannya. Berbeda dengan kakaknya yang hidup kecukupan, tetapi serakah.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Suatu hari, ketika Alibaba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia melihat segerombol penyamun yang berkuda. Alibaba segera bersembunyi karena takut dibunuh jika para penyamun melihatnya. Dari tempat persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun sedang sibuk menurunkan harta rampokannya dari kuda mereka. Kepala penyamun tiba-tiba berteriak, "Alakazam ! Buka…..". Pintu gua yang ada di depan mereka tiba-tiba terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan seluruh harta rampokan mereka. "Alakazam ! tutup… " teriak kepala penyamun, pintu gua pun tertutup.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Setelah para penyamun tersebut pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat sembunyinya. Ia mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan kepala penyamun tadi. "Alakazam! Buka….." pintu gua yang terbuat dari batu itu terbuka. "Wah… Hebat!", teriak Alibaba sambil terpana sebentar karena melihat harta yang bertumpuk-tumpuk seperti gunung. "Gunungan harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi, dan aku akan membantu tetanggaku yang kesusahan". Setelah mengarungkan harta dan emas tersebut, Alibaba segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa Alibaba. Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya. "Uang ini sangat banyak… bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang yang kesusahan.." ujar istri Alibaba. Karena terlalu banyak, uang emas tersebut tidak dapat dihitung Alibaba dan istrinya. Akhirnya mereka sepakat untuk meminjam timbangan kepada saudaranya, Kasim. Istri Alibaba segera pergi meminjam timbangan kepada istri Kasim. Karena istri Kasim sangat pencuriga, maka ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar timbangan.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Keesokannnya, setelah timbangan dikembalikan, ternyata di dasar timangan ada sesuatu yang berkilau. Istri Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu suaminya bahwa di dasar timbangan ada uang emas yang melekat. Kasim segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah semuanya diceritakan Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya untuk mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan membawa 20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak "Alakazam ! Buka…", pintu batu gua bergerak terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-banyaknya. Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantra untuk membuka pintu, ia berteriak apa saja dan mulai ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah berada di luar, mereka sama-sama terkejut. "Hei maling! Tangkap dia, bunuh!" teriak kepala penyamun. "Tolong… saya jangan dibunuh", mohon Kasim. Para penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada Kasim. Ia segera dibunuh.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Istri Kasim yang menunggu di rumah mulai kuatir karena sudah seharian Kasim tidak kunjung pulang. Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk menyusul saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta. Disana ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah tergeletak di tanah. Setibanya dirumah, istri Kasim menangis sejadi-jadinya. Dia sangat sedih karena suaminya sudah meninggal dunia. Sebelum Kasim dimakamkan, Alibaba membawa tubuh kakaknya itu ke tabib. Alibaba meminta tabib itu menjahit luka di tubuh kakaknya. Setelah selesai menjahit, Alibaba memberikan upah beberapa uang emas. </span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Dilain tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat Kasim sudah tidak ada lagi. "Tak salah lagi, pasti ada orang lain yang tahu tentang rahasia gua ini, ayo kita cari dan bunuh dia!" kata sang kepala penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. Ketika bertemu dengan seorang tabib, mereka bertanya,"Apakah akhir-akhir ini ada orang yang kaya mendadak ?". "Akulah orang itu, karena setelah menjahit luka mayat, aku menjadi orang kaya". "Apa! Mayat! Siapa yang memintamu melakukan itu?" Tanya mereka. "Tolong antarkan kami padanya!". Setelah menerima uang dari penyamun, si tabib lalu mengantar mereka ke rumah Alibaba. Si penyamun segera memberi tanda silang dipintu rumah Alibaba. "Aku akan melaporkan pada ketua, dan nanti malam kami akan datang untuk membunuhnya," kata si penyamun. Tetangga Alibaba, Morijana yang baru pulang berbelanja melihat dan mendengar percakapan para penyamun. </span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Malam harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar menjadi seorang pedagang minyak yang kemalaman dan memohon untuk menginap sehari dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya masuk dan memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si kepala penyamun. Morijana, tetangga Alibaba yang sedang berada diluar rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide, dengan menyamar sebagai seorang penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk menari. Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian, Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba. </span></div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt;">Alibaba dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya, Morijana membuka samarannya dan segera menceritakan semua yang telah dilihat dan didengarnya. "Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa kami, terima kasih". Setelah semuanya berlalu, Alibaba membagikan uang peninggalan para penyamun kepada orang-orang miskin dan yang sangat memerlukannya.</span></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-914122329343140335?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-43135262422623895072012-02-06T23:23:00.002-06:002012-02-06T23:23:44.293-06:002012-02-06T23:23:44.293-06:00Raja Telinga Keledai<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=70%3Acerita-anak-raja-telinga-keledai&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=70%3Acerita-anak-raja-telinga-keledai&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=0ab882d6fee0536fda85624409e433b797e36f86" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div align="justify" class="MsoNormal">Raja Zanas memerintah dengan sewenang-wenang. Kegemarannya menumpuk harta sebanyak mungkin yang diperolehnya dari pajak rakyatnya. Raja Zanas selain tamak juga seorang raja yang sangat kikir. Rakyat yang hidup sengsara tidak sekalipun pernah dipikirkannya. Anehnya raja yang zalim itu mempunyai kegemaran mendengarkan musik. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Padahal kata orang-orang bijak musik dapat memperhalus perasaan. Oleh karena itu yang menyukainya akan mempunyai perasaan yang lembut tetapi cerdas. Salah satu kegemaran Raja Zanas adalah mendengarkan tiupan suling. Kebetulan di negerinya ada seorang peniup seruling yang sangat pandai bernama Tarajan. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Raja Zanas sangat memanjakan Tarajan dan kerap mengirim peniup seruling itu ke seluruh penjuru negeri bahkan ke luar kerajaannya untuk berlomba. Tarajan selalu jadi juara pertama dan memperoleh hadiah-hadiah yang menggiurkan. Sayang karena hal itu Tarajan jadi sombong dan congkak. Karena sombongnya Tarajan mengaku dapat mengalahkan Dewa Apolo. Seorang Dewa bangsa Yunani yang sangat menguasai seni musik. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Tarajan mengusulkan pada Raja Zanas agar ia dipertandingkan dengan Apolo. Usul itu diterima dengan baik bahkan raja merasa bangga jika Tarajan dapat mengalahkan pemain musik dari kerajaan langit itu. Dewa Apolo yang mendengar tantangan itu menyanggupi. Justru Dewa itu ingin memberi pelajaran pada Tarajan dan Raja Zanas yang berkelakuan tidak lazim.</div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">“Seandainya aku kalah biarlah aku mengabdi pada Raja Zanas seumur hidupku. Tetapi andaikan aku yang menang aku minta separuh kerajaanmu dan kuserahkan pada rakyatmu” kata Dewa Apolo. Raja Zanas dan Tarajan setuju. Mereka begitu yakin dapat mengalahkan Apolo yang tampak masih sangat muda itu. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Pada hari yang telah ditentukan pertandingan dimulai. Seluruh rakyat tumpah ruah ke halaman Istana. Sedangkan Dewa Zeus sebagai penguasa seluruh khayangan ikut menyaksikan tanpa seorang pun yang tahu. Sebagai penantang Tarajan dipersilakan meniup seruling terlebih dahulu. Dengan pongah Tarajan naik ke atas podium lalu segera meniup serulingnya. Seruling emas berbalut intan permata milik Tarajan segera mengumandangkan lagu-lagi yang sangat merdu. Naik turun seperti ombak. Lembut seperti angin pesisir. Bergolak seperti ombak menerjang karang. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Semua yang mendengarkan bagaikan tersihir. Begitu hebatnya tiupan seruling Tarajan. Raja Zanas tertawa terbahak-bahak dan yakin sekali peniup serulingnya akan keluar jadi pemenang. Tetapi Dewa Apolo tenang. Diam bagaikan patung, tetapi bibirnya tersenyum. Pertanda kagum juga pada permainan seruling Tarajan. Dan ketika usai sorak ssorai seperti membelah angkasa. Tarajan berdiri berkacak pinggang dengan wajah sangat pongah. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Ketika giliran Dewa Apolo, Dewa kesenian itu mengangkat serulingnya dengan cantik sekali. Lembut bagaikan menimang bayi suci. Dan ketika bibirnya mulai meniupkan sebuah lagu, langit berpendar-pendar antara siang dan malam. Rakyat yang menonton terhanyut dalam irama yang luar biasa indah. Dengan mata terpejam semua menari dengan lembut sekali. Mereka pun menyanyi sebuah lagu kedamaian yang sekonyong saja mampu dinyanyikan. Rakyat yang jumlahnya tidak terhitung itu larut dalam lagu-lagu dan irama yang sebelumnya tidak pernah mereka dengarkan tetapi sangat merdu mendayu-dayu. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Akhirnya Dewa Zeus yang menampakkan diri menyatakan Apolo sebagai pemenangnya. Dan meminta Raja Zanas seger memberikan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Tetapi raja kikir itu menolakk hingga membuat Dewa Zeus marah. “Selama kau tidak memberikan pada rakyat apa yang telah kau janjikan, maka telingamu akan membesar setiap hari.” Kata Dewa Zeus. </div><div align="justify"> </div><div align="justify" class="MsoNormal">Memang benar. Telinga Raja Zanas tiap hari semakin besar hingga sangat berat dan membuatnya tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Jadilah ia raja bertelinga keledai. Akhirnya Raja Zanas menyerahkan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Dan berjanji tidak lagi kikir dan tamak. Dewa Zeuslah saksi dari ucapannya.</div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-4313526242262389507?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-86069061515174132472012-02-06T23:21:00.002-06:002012-02-06T23:21:45.222-06:002012-02-06T23:21:45.222-06:00Pulau Hantu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut.</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.</span><span style="color: black;"> </span></span></div><div align="justify" style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu.</span><span style="color: black;"> </span></span></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-8606906151517413247?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-23999408425511674612012-02-06T23:18:00.002-06:002012-02-06T23:18:43.127-06:002012-02-06T23:18:43.127-06:00Pulau Kakak-Beradik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%"><br />
</td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=81%3Acerita-dongeng-anak-pulau&format=pdf&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?view=article&catid=34%3Acerita-dongeng-anak&id=81%3Acerita-dongeng-anak-pulau&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=53" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=4584ba4379f6eb3afd0e4f7fc68432197cbd4d31" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.ceritaanak.org/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Karena dianggap sudah cukup umur, Mina dan Lina dipanggil ibu mereka untuk membicarakan rencana perkawinan kakak-beradik itu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Kalian sudah cukup dewasa. Sudah waktunya kalian membangun rumah tangga,” kata sang ibu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Kami mau dikawinkan dengan satu syarat,” kata Mina dan Lina.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Apa syaratnya?”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Karena kami kakak-beradik, suami kami juga harus kakak-beradik.”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Sang ibu tahu, itu adalah cara mereka menolak perkawinan. Menurut Mina dan Lina, perkawinan membuat orang kehilangan segala sesuatu yang mereka cintai: orang tua, teman, sanak-saudara, bahkan kampung halaman.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Demikianlah, karena tak ada laki-laki kakak-beradik yang menyunting Mina dan Lina, mereka tak kunjung menikah. Waktu pun terus berlalu. Ibu Mina dan Lina meninggal karena usia yang semakin tua. Sepeninggal ibunya, gadis kakak-beradik itu tinggal bersama dengan paman mereka.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Pada suatu hari, sekelompok bajak laut menculik Lina. Pemimpin bajak laut itu ingin memperistri Lina. Lina menolak dan meronta sekuat tenaga.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Penculikan itu diketahui oleh Mina. Karena tak ingin terpisah dari adiknya, Mina bertekad menyusul Lina. Dengan perahu yang lebih kecil, Mina mengejar perahu penculik Lina. Teriakan orang sekampung tak dihiraukannya. Mina terus mengejar sampai tubuhnya tak kelihatan lagi.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Tiba-tiba mendung datang. Tak lama kemudian hujan pun turun. Halilintar menggelegar, petir menyambar-nyambar. Orang-orang berlarian ke rumah masing-masing. Ombak bergulung-gulung. Menelan perahu penculik Lina, menelan Lina, menelan Mina, menelan semuanya.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Ketika keadaan kembali normal, orang-orang dikejutkan oleh dua pulau yang tiba-tiba muncul di kejauhan. Mereka yakin, pulau itu adalah penjelmaan Mina dan Lina. Kedua pulau itu diberi nama Pulau Sekijang Bendera dan Sekijang Pelepah, tetapi kebanyakan orang menyebutnya Pulau Kakak-Beradik.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-2399940842551167461?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-26702372497698812022012-02-06T23:16:00.002-06:002012-02-06T23:16:30.075-06:002012-02-06T23:16:30.075-06:00bukit merah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Dulu, Singapura pernah direpotkan oleh ikan todak. Ikan bermoncong panjang dan tajam itu suka menyerang penduduk. Tak terhitung berapa banyak penduduk yang luka-luka dan mati akibat serangan ikan ganas itu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Raja kemudian memerintahkan penglima perangnya untuk menaklukkan ikan-ikan jahat itu. Maka, dipersiapkanlah sepasukan prajurit untuk membunuh ikan itu. Akan tetapi, hampir semua prajurit itu mati di moncong Todak. Raja bingung bagaimana menundukkan ikan itu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Di tengah kebingungannya, Raja didatangi seorang anak kecil.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Mohon ampun, Paduka yang Mulia, bolehkah hamba mengatakan sesuatu tentang ikan-ikan itu?”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Katakanlah!”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Ikan-ikan itu hanya bisa ditaklukkan dengan pagar pohon pisang.”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Apa maksudmu?”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Yang dimaksud anak kecil itu adalah pagar yang terbuat dari batang pohon pisang. Pohon-pohon itu ditebang, dijajarkan, kemudian direkatkan dengan cara ditusuk dengan bambo antara yang satu dan lainnya hingga menyerupai pagar. Pagar itu kemudian ditaruh di pinggir pantai, tempat ikan-ikan itu biasa menyerang penduduk.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Raja kemudian memerintahkan Panglima untuk membuat apa yang dilkatakan anak kecil itu. Diam-diam Panglima mengakui kepintaran si anak. Diam-diam pula dia membenci anak kecil itu. Gagasan si anak membuat Panglima merasa bodoh di hadapan Raja.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Seharusnya akulah yang mempunyai gagasan itu. Bukankah aku panglima perang tertinggi? Masak aku kalah oleh anaka kecil,” katanya dalam hati.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Keesokan harinya, selesailah pagar pohon pisang itu. Pagar itu lalu ditaruh di tepi pantai sebagaimana yang dikatakana si anak kecil.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Ternyata benar. Ikan-ikan yang menyerang pagar pohon pisang itu tak bisa menarik kembali moncongnya. Mereka mengelepar-gelepar sekuat tenaga, tetapi sia-sia. Moncong mereka yang panjang dan tajam itu menancap kuat dan dalam pada batang pohon pisang yang lunak itu. Akhirnya, dengan mudah penduduk dapat membunuh ikan-ikan jahat itu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Si anak pun diberi hadiah oleh Raja.</span></span></span> <div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Terima kasih. Kau sungguh-sungguh anak yang pintar,” puji Raja.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Orang-orang bersuka cita.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Akan tetapi, panglima perang yang iri dan kesal karena merasa tampak bodoh di hadapan Raja itu menghasut Raja.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Baginda, anak kecil yang cerdas itu tampaknya bisa menjadi ancaman jika dia besar nanti.”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Maksudmu?”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">“Siapa tahu, setelah besar nanti, dengan kepintarannya dia berhasrat merebut tahta Paduka.”</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Raja terhasut. Ia lalu memerintahkan Sang Panglima untuk menyingkirkan anak itu.</span></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;"><span style="font-family: Georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Sang Panglima mendatangi rumah anak kecil itu dan dengan licik membunuh anak tak berdosa itu. Anehnya, darah si anak mengalir deras dan membasahi seluruh tanah bukit tempat anak itu tinggal. Seluruh bukit menjadi merah. Orang-orang lalu menyebut tempat itu Bukit Merah.</span></span></span></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-2670237249769881202?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-65665672320415733752012-02-06T23:14:00.000-06:002012-02-06T23:14:52.709-06:002012-02-06T23:14:52.709-06:00Istana Bunga<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan. <br />
</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!" <br />
Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu. <br />
"Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja. <br />
Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka. <br />
<br />
Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu. <br />
"Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan." <br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya. <br />
Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan." <br />
"Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari. <br />
"Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka."</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka. <br />
"Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan Panembahan Manraba.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. <br />
"Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini." <br />
Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu. <br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Puteri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.</div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-6566567232041573375?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-55391230985663023662012-02-06T23:12:00.000-06:002012-02-06T23:12:10.120-06:002012-02-06T23:12:10.120-06:00Kelinci<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Kelinci adalah hewan Mamalia yang bertubuh kecil, yang mampu hidup di banyak tempat di muka bumi. Terdapat beberapa jenis kelinci yang ada di dunia ini, jenis tersebut adalah Kelinci Eropa / European rabbit (<em>Oryctolagus cuniculus</em>),Kelinci Cottontail (genus <em>Sylvilagus</em>; 13 species), Kelinci Amami (<em>Pentalagus furnessi</em>, terdapat di Daerah Amami Ōshima Jepang)..<br />
<!--[if !mso]> <mce:style><! v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} --> <!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting /> <w:PunctuationKerning /> <w:ValidateAgainstSchemas /> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF /> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables /> <w:SnapToGridInCell /> <w:WrapTextWithPunct /> <w:UseAsianBreakRules /> <w:DontGrowAutofit /> <w:SplitPgBreakAndParaMark /> <w:DontVertAlignCellWithSp /> <w:DontBreakConstrainedForcedTables /> <w:DontVertAlignInTxbx /> <w:Word11KerningPairs /> <w:CachedColBalance /> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math" /> <m:brkBin m:val="before" /> <m:brkBinSub m:val=" " /> <m:smallFrac m:val="off" /> <m:dispDef /> <m:lMargin m:val="0" /> <m:rMargin m:val="0" /> <m:defJc m:val="centerGroup" /> <m:wrapIndent m:val="1440" /> <m:intLim m:val="subSup" /> <m:naryLim m:val="undOvr" /> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading" /> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]> <img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <mce:style><! st1\:*{behavior:url(#ieooui) } --> <!--[endif]--> <!--[if gte mso 10]> <mce:style><! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";} --> <!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="2050" /> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1" /> </o:shapelayout></xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]> <mce:style><! v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} --> <!--[endif]--> <!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting /> <w:PunctuationKerning /> <w:ValidateAgainstSchemas /> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF /> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables /> <w:SnapToGridInCell /> <w:WrapTextWithPunct /> <w:UseAsianBreakRules /> <w:DontGrowAutofit /> <w:SplitPgBreakAndParaMark /> <w:DontVertAlignCellWithSp /> <w:DontBreakConstrainedForcedTables /> <w:DontVertAlignInTxbx /> <w:Word11KerningPairs /> <w:CachedColBalance /> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math" /> <m:brkBin m:val="before" /> <m:brkBinSub m:val=" " /> <m:smallFrac m:val="off" /> <m:dispDef /> <m:lMargin m:val="0" /> <m:rMargin m:val="0" /> <m:defJc m:val="centerGroup" /> <m:wrapIndent m:val="1440" /> <m:intLim m:val="subSup" /> <m:naryLim m:val="undOvr" /> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading" /> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--> <!--[if gte mso 10]> <mce:style><! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} --> <!--[endif]--> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 18pt; line-height: 150%;"><span>· <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="Entrance to a rabbit burrow" href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_burrow_entrance.jpg" mce_href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_burrow_entrance.jpg" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:0;margin-top:3.95pt;width:164.75pt; height:123.9pt;z-index:-5' wrapcoords="-98 0 -98 21469 21600 21469 21600 0 -98 0" o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg" mce_src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg" o:href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f1/Rabbit_burrow_entrance.jpg/220px-Rabbit_burrow_entrance.jpg" /> <w:wrap type="tight" /> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="Entrance to a rabbit burrow" border="0" height="150" hspace="12" src="http://www.ceritaanak.org/img/Rabbit_burrow_entrance_resize.jpg" style="border: 0pt none; float: left; margin-left: 12px; margin-right: 12px;" width="200" /><!--[endif]--><strong><span style="font-size: 18pt; line-height: 150%;"> <script type="text/javascript">
// <![CDATA[
//<![CDATA[
if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "show"; var tocHideText = "hide"; showTocToggle(); }
// ]]>
</script> Habitat Kelinci</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelinci<span> </span>mampu hidup di banyak kawasan di bumi dan mereka sangat menyukai hidup berkelompok. Kelinci Eropa<span> </span>yang terdiri dari banyak jenis, memiliki sifat<span> </span>menyukai<span> </span>membuat lobang di bawah tanah atau lobang diantara semak (perhatikan gambar) sebagai habitatnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ekosistim<span> </span>yang banyak dihuni <span> </span>kelinci adalah<span> </span>padang <span> </span>rumput, hutan, <span> </span>semak belukar.<span> </span>Kelinci<span> </span>juga mampu beradaptasi dengan padang pasir maupun<span> </span>daerah <span> </span>yang <span> </span>basah. <span> </span>Lebih dari separo populasi kelinci dunia hidup di Amerika Utara. Selebihnya mereka hidup tersebar di Eropa, India, Sumatra, Jepang danj Afrika. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" alt="" href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_side_view.JPG" mce_href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_side_view.JPG" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:4.55pt;margin-top:26.95pt;width:164.75pt; height:153.1pt;z-index:-4' wrapcoords="-98 0 -98 21494 21600 21494 21600 0 -98 0" o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg" mce_src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg" o:href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/1/12/Rabbit_side_view.JPG/220px-Rabbit_side_view.JPG" /> <w:wrap type="tight" /> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" border="0" height="204" hspace="12" src="http://www.ceritaanak.org/img/Rabbit_side_view_resize.JPG" style="border: 0pt none; float: left; margin-left: 12px; margin-right: 12px;" width="220" /><!--[endif]--><strong><span style="font-size: 18pt; line-height: 150%;">Karakter Kelinci</span></strong><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt 9pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelinci memiliki karakter selalu<span> </span>siaga pada lingkungan sekelilingnya dan akan bereaksi ageresif<span> </span>untuk menjauhi ancaman yang berada disekitarnya. Mereka mampu melakukan pengamatan terhadap lingkungan dengan jangkauan <span> </span>yang <span> </span>jauh.<span> </span>Sehingga kelinci merupakan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">hewan yang sangat aktif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 18pt; line-height: 115%;"><span>· <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><strong><span style="font-size: 18pt; line-height: 115%;">Perkembangbiakan</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t75" alt="" href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_nest.JPG" mce_href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_nest.JPG" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:6.5pt;margin-top:7.25pt;width:164.75pt; height:110.25pt;z-index:-3' wrapcoords="-98 0 -98 21453 21600 21453 21600 0 -98 0" o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg" mce_src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg" o:href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ed/Rabbit_nest.JPG/220px-Rabbit_nest.JPG" /> <w:wrap type="tight" /> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" border="0" height="147" hspace="12" src="http://www.ceritaanak.org/img/Rabbit_nest_resize.JPG" style="border: 0pt none; float: left; margin-left: 12px; margin-right: 12px;" width="220" /><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelinci betina akan memasuki siap kawin bila memang betul betul <span> </span>telah dewasa,<span> </span>dengan jumlah uterus yang sepasang memungkinkan untuk memiliki jumlah bayi kelinci lebih dari satu (<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Superfecundation" title="Superfecundation"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;">multiple impregnations</span></a>), biasanya kelinci betina mampu hamil dengan jumlah anak 12 – 13. Masa menyususi anak kelinci berlangsung selama 30 – 32 hari. <span> </span>Kelinci jantan umumnya menjadi steril selama bulan-bulan musim kemarau.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 18pt; line-height: 115%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><strong><span style="font-size: 18pt; line-height: 115%;">Bahan Makanan Kelinci</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelinci termasuk hewan herbivora yang<span> </span>makanan utamanya adalah rumput hijau, semak dandaun tumbuhan hijau lainnya. Oleh karena itu kelinci sangat menyukai pakan yang berkadar cellulose (zat gula tumbuhan) berkadar tinggi, yang justru sangat sulit dicerna oleh pencernaan kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelinci mencerna bahan makanan yang kasar tersebut, pada periode merumput yang membutuhkan waktu<span> </span>lebih dari ½ jam. Waktu perioda merumput ini akan lebih panjang pada keadaan iklim yang tidak mendukungnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1029" type="#_x0000_t75" alt="" href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Whiterabbit86-300.jpg" mce_href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Whiterabbit86-300.jpg" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:290.45pt;margin-top:76.4pt;width:165.3pt; height:110.2pt;z-index:-2' wrapcoords="-98 0 -98 21453 21600 21453 21600 0 -98 0" o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg" mce_src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg" o:href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/8/8d/Whiterabbit86-300.jpg/220px-Whiterabbit86-300.jpg" /> <w:wrap type="tight" /> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" border="0" height="147" hspace="12" src="http://www.ceritaanak.org/img/Whiterabbit86-300_resize.jpg" style="border: 0pt none; float: left; margin-left: 12px; margin-right: 12px;" width="220" /><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proses penghancuran bahan pangan hijaun berlangsung di <span> </span><em>cecum </em>besar, bagian usus yang merupakan bagian usus yang terletak antara usus besar dan usus kecil. Dalam<span> </span><em>cecum <span> </span></em>banyak terjadi sisbiosis bakteri yang membantu berlangsungnya pencernaan <em>cellulose </em>dan produksi vitamin B. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 18pt; line-height: 115%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><strong><span style="font-size: 18pt; line-height: 115%;"> Budidaya Kelinci</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Gambar Kelinci <span> </span><em>(Oryctolagus cuniculus)</em> yang siap di budidaya</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1030" type="#_x0000_t75" alt="" href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_meat.jpg" mce_href="http://en.wikipedia.org/wiki/File:Rabbit_meat.jpg" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:-.6pt;margin-top:84.2pt;width:165.3pt; height:131.5pt;z-index:-1' wrapcoords="-98 0 -98 21477 21600 21477 21600 0 -98 0" o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg" mce_src="file:///C:\DOCUME~1\Bayu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg" o:href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bd/Rabbit_meat.jpg/220px-Rabbit_meat.jpg" /> <w:wrap type="tight" /> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" border="0" height="175" hspace="12" src="http://www.ceritaanak.org/img/Rabbit_meat_resize.jpg" style="border: 0pt none; float: left; margin-left: 12px; margin-right: 12px;" width="220" /><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kelinci budidaya bisa kita usahakan dengan membuatkan kandang, dengan ukuran agak longgar guna keperluan gerak kelinci (exercise). Apabila kita memiliki cukup ruangan bebas di sekeliling rumah, bisa saja kelinci dibiarkan lepas berkawanan. Tetapi unsur keamanan tetap diperhatikan sehingga kelinci tidak<span> </span>lepas kea lam bebas. <span> </span>Kelinci yang dikandang sebaiknya diberi pakan “konsentrat” secukupnya dan hijauan segar. <span> </span>Di negara maju kelinci sengaja di budidaya untuk keperluan baju penghangat yang dibuat dari bulu kelinci dan keperluan konsumsi daging kelinci</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Gambar Daging kelinci</span></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-5539123098566302366?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-34987334740250813752012-02-06T23:09:00.000-06:002012-02-06T23:09:59.990-06:002012-02-06T23:09:59.990-06:00Petani yang baik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah tiba, Pak Petani tidak punya makanan , juga tidak mempunyai kayu bakar untuk menghangatkan diri, jadi hari ini Pak Petani hendak pergi ke pasar untuk<span> </span>mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke dalam rumah. Pak </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">etani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi ke pasar untuk bekerja.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur Burung Camar, mungkin induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih hangat. Pak Petani merawat Burung Camar kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari bekerja di pasar.<span> </span>Ketika harus meninggalkan Burung Camar itu sendirian, Pak Petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan perapian agar Burung Camar tetap hangat. </span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hari-hari berlalu, Burung camar kecil tumbuh semakin besar. Pak Petani sadar, Burung Camar ini tidak selamanya akan tinggal bersama dirinya. Dengan berlinang air mata, Pak Petani melepaskan Burung Camar itu agar pergi ke selatan, ke tempat yang hangat.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suatu hari, Pak Petani terbaring sakit karena kedinginan, dia tidak punya uang untuk membeli obat, kayu bakar dan makanan. </span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tok…tok…..tok……., terdengar suara dari pintu rumah Pak Petani. </span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ternyata Burung Camar itu kembali, diparuhnya terdapat benih tanaman.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pak Petani heran Burung Camar itu masih mengingatnya, dibiarkannya Burung Camar itu masuk dan memberinya minum. Sambil memandang benih yang dibawa oleh burung Camar, Pak Petani bertanya-tanya… benih apakah ini ? dapatkah aku menanamnya di tengah musim dingin ini ?<span> </span>tanyanya dalam hati.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Burung Camar keluar dari rumah Pak Petani, membuat lubang di halaman rumah Pak Petani lalu menanam benih itu . Ketika hari menjelang senja Burung Camar itu pergi meninggalkan Pak Petani.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Esok harinya, keajaiban terjadi, benih yang ditanam Burung Camar tumbuh menjadi Pohon lengkap dengan buahnya hanya dalam sehari !!!! Pak Petani sangat terkejut melihatnya.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena lapar, Pak Petani<span> </span>memakan buah pohon itu. Ajaib, tubuhnya menjadi kuat dan dia tidak merasa sakit. Karena Keajaibannya, Pak Petani menamakan Pohon itu Pohon Dewa, karena buahnya dapat membuat Pak Petani menjadi sehat kembali.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pak Petani merawat pohon itu dengan baik. Meskipun musim dingin, pohon itu terus berbuah dan tidak menjadi kering. Pak Petani menjual buah itu dan mendapatkan banyak uang. </span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sekarang Pak Petani tidak lagi kedinginan dan kelaparan. Meskipun demikian , Pak Petani tetap murah hati, dia ingat bahwa apa yang diterimanya sekarang adalah buah dari ketulusannya menolong sesama makhluk hidup.</span></h2><h2 class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></h2></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-3498733474025081375?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-21850929382795787272012-02-06T23:06:00.000-06:002012-02-06T23:06:18.741-06:002012-02-06T23:06:18.741-06:00Selamat Datang di CeritaAnak blog saya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Selamat Datang di CeritaAnak.org <div><strong>Situs ini menyediakan kumpulan cerita anak yang dikumpulkan dari berbagai sumber, serta artikel-artikel berisi informasi yang menarik. Disini adik-adik dapat bermain sambil belajar dan memperluas wawasan.</strong></div><strong> </strong><br />
<strong><br />
<img align="left" alt="CeritaAnak.org" border="0" height="175" src="http://www.ceritaanak.org/img/logo-cerita-anak.png" width="225" />Semua cerita anak dan artikel yang ada di situs ini disajikan secara menarik, dan dapat diakses dengan gratis. Seluruh isi dari situs ini kami jamin aman untuk anak-anak dan menambah wawasan serta menghibur.</strong></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-2185092938279578727?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-43698970630852881232012-02-06T23:04:00.000-06:002012-02-06T23:04:29.905-06:002012-02-06T23:04:29.905-06:00Asal Mula Rumah Siput<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><form action="http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=219:asal-mula-rumah-siput&catid=34:cerita-dongeng-anak&Itemid=53" method="post"><span class="content_rating"></span></form><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves /> <w:TrackFormatting /> <w:PunctuationKerning /> <w:ValidateAgainstSchemas /> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF /> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables /> <w:SnapToGridInCell /> <w:WrapTextWithPunct /> <w:UseAsianBreakRules /> <w:DontGrowAutofit /> <w:SplitPgBreakAndParaMark /> <w:DontVertAlignCellWithSp /> <w:DontBreakConstrainedForcedTables /> <w:DontVertAlignInTxbx /> <w:Word11KerningPairs /> <w:CachedColBalance /> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math" /> <m:brkBin m:val="before" /> <m:brkBinSub m:val=" " /> <m:smallFrac m:val="off" /> <m:dispDef /> <m:lMargin m:val="0" /> <m:rMargin m:val="0" /> <m:defJc m:val="centerGroup" /> <m:wrapIndent m:val="1440" /> <m:intLim m:val="subSup" /> <m:naryLim m:val="undOvr" /> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography" /> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading" /> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <mce:style><! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} --> <!--[endif] --><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dahulu kala, siput<span> </span>tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas pohon .</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malam terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air hujan yang jatuh,.. siput menjadi</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">basah dan kedinginan terkena air hujan.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku, gumam siput dalam hati.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,, tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah siput, siput menjadi tergang</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">u dan tidak bisa tidur,</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah, kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari rumah baru….</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siput berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang. Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang, aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu menggali lubang menembus ke batu ini.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siput pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya cantik dan sangat ringan….</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu<span> </span>tidur bergelung di dalamnya.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 54pt;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketika pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini bersamaku ke manapun aku pergi.</span></strong></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-4369897063085288123?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-3201331403825974652012-02-06T16:56:00.002-06:002012-02-06T16:56:35.773-06:002012-02-06T16:56:35.773-06:00Kata Bijak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><b>kata kata mutiara bijak</b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-RejQK-xuSUA/ToXdDUqBgtI/AAAAAAAAAPs/R9YE9ZaY3NI/s320/kata+kata+mutiara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-RejQK-xuSUA/ToXdDUqBgtI/AAAAAAAAAPs/R9YE9ZaY3NI/s320/kata+kata+mutiara.jpg" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div>Hanya karena cara Tuhan tak dapat dimengerti, bukan berarti cara Tuhan salah dan caramu sendiri benar. -@WilzKanadi<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Ketika masalah menghampirimu hidupmu tanpa kenal lelah, berserahlah kepada-Nya. Tuhan mendengar doamu, bahkan yang tak terucapkan olehmu.</blockquote><br />
Hanya ada satu sudut jagat raya yang Anda bisa yakini perkembangannya, dan itu adalah dirimu sendiri. <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Jangan pernah ragu bahwa Tuhan selalu berikan yg terbaik untukmu. Ketika masalah terasa berat bagimu, itu karena Dia percaya pd kemampuanmu.</blockquote><br />
Tuhan telah melengkapi dirimu dengan kekuatan tuk menghadapi semua masalah. Memang tak mudah, tapi kamu pasti bisa melaluinya. PERCAYA!<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Satu pelajaran penting tentang patah hati: jika dia mampu menemukan cinta yg baru, begitu juga dirimu! </blockquote><br />
Tak ada yg salah mengikuti kata hati, tapi jika kamu selalu temukan dirimu terluka karenanya, mulailah mendengarkan logika. -@AidiMs<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Jangan terus menyesali masa lalu, selama kamu mampu menjadikannya sebagai pelajaran, kamu akan menjadi pribadi yg lebih kuat di masa depan.</blockquote><br />
Kadang kamu memilih tuk terlihat bahagia, karena tak ingin menjelaskan mengapa kamu bersedih pada mereka yg bahkan tak berusaha tuk mengerti<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Menyerah itu sangat mudah. Tetapi, jadilah pribadi yang kuat, yang terus berjuang bahkan dalam keadaan yang kurang menguntungkan.</blockquote><br />
Introspeksi diri memang perlu, tapi jangan sampai terlalu menyalahkan diri sendiri. Maakanlah diri sendiri dan berbuat lebih baik.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Tak ada kesempurnaan. Yang ada hanyalah kepuasan dengan apa yang ditawarkan oleh kehidupan.</blockquote>Napasmu kini, adalah hembusan terakhir orang lain. Jadi berhentilah mengeluh. Belajarlah tuk jalani hidupmu dgn apa yg kamu miliki.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Jangan pernah berhenti bermimpi, karena mimpi memberi asa dan harapan dalam menjalani kehidupan.</blockquote><br />
Kata TIDAK BISA, akan membuatmu berhenti berusaha. Kata BISA akan membuatmu berusaha meski hasil akhir belum tentu. SEMANGAT!<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Sahabat adalah mereka yg bisa melihat kamu terluka dari matamu, ketika orang lain percaya dengan senyum di wajahmu.</blockquote><br />
<br />
Jangan remehkan diri sendiri. Tak seorangpun yg biasa-biasa saja. Yg ada hanya mereka yg tak menyadari betapa luar biasanya mereka.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Perubahan slalu datang dari dalam ke luar. Ubah dirimu dahulu supaya km dapat mengubah hidupmu.</blockquote><br />
Tak ada yg tak mungkin selama kamu yakin. Jangan pernah ragu dengan kemampuan yg ada. Berusaha dan berdoa. I'Mpossible! <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Seseorang tak akan pernah bisa mencintaimu dengan tulus dan apa adanya, jika kamu selalu menyembunyikan kekuranganmu darinya.</blockquote><br />
Hidup ini adalah pilihan yg kamu putuskan. Jika kamu tak ingin terlihat bodoh, jangan lakukan hal yg bodoh.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">"Cowok" bisa menjanjikanmu seribu kata. "Pria" berkomitmen kepadamu tanpa sepatah kata.</blockquote><br />
Kadang kamu harus dengarkan kata hati. Jangan tanyakan siapa yg kamu cintai, tapi tanyakan siapa yg buatmu bahagia dan dihargai.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Hanya karena kamu pernah gagal, tak berarti kamu takut mencoba. Percayalah, bahagia pasti datang pada mereka yg tak pernah menyerah</blockquote><br />
Jika kamu belum temukan seseorang yg tepat tuk hidupmu, bersabarlah. Tuhan menunggu waktu yg tepat tuk tempatkan dia dalam hidupmu.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Sesuatu yg baik mendapat teman baru, tapi tak berarti teman lama dilupakan. Karena teman lama yg selalu ada disaat kamu butuh.</blockquote><br />
Berusahalah untuk menjadi pribadi yang baik. Tapi jika kamu merasa telah baik, tak ada alasan yang memperbolehkanmu untuk sombong.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Mencinta adalah membahagiakan satu sama lain, bukan menuntut satu pihak untuk membahagiakan pihak lain.</blockquote><br />
Hidup tak akan indah jika semua sama. Dan perbedaan adalah untuk saling melengkapi, bukan untuk saling membenci.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">Sahabat adalah seseorang yang selalu ada ketika kita ingin berbagi cerita, memberi perhatian ketika kita membutuhkan.</blockquote><br />
Semoga <b>kata kata bijak</b> ini memotivasi sobat.jika sobat berkenan di blog ini juga ada <b><a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/11/kata-kata-cinta.html">kata kata cinta</a></b> dan <a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/07/kumpulan-kata-kata-indah-terbaru.html"><b>kata kata indah</b></a><a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/07/kumpulan-kata-kata-indah-terbaru.html"> </a></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-320133140382597465?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-56638761080593127432012-02-06T16:51:00.002-06:002012-02-06T16:51:47.011-06:002012-02-06T16:51:47.011-06:00cerita lucu 3<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <a href="http://2.bp.blogspot.com/-ybzlRDA0W7w/TpWbufHvZ8I/AAAAAAAAAU0/TC8jLfxO3zc/s1600/cerita+lucu+-+cerita+humor.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-ybzlRDA0W7w/TpWbufHvZ8I/AAAAAAAAAU0/TC8jLfxO3zc/s320/cerita+lucu+-+cerita+humor.gif" width="304" /></a><span class="fullpost"><a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/12/kumpulan-cerita-lucu-cerita-humor.html"><b>Cerita Humor</b></a> adalah cerita yang membuat orang menjadi ketawa karena kelucuan cerita. sobat yang bingung dengan tugas sekolah, kuliah maupun kerja atau sobat lagi stres untuk menghadapai masalah atau juga yang lagi tidak ada uang untuk melihat bioskop. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Semoga <b style="color: red;">cerita humor</b> banget ini bisa menghibur dan bisa sobat ceritakan ke teman - teman, adik, pacar agar mereka tertawa terbahak - bahak setelah mendengar <a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/11/kumpulan-cerita-lucu-banget-terbaru.html"><b>cerita lucu</b></a> ini</span><br />
<i><br />
</i><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><i>Cerita humor</i><b><br />
</b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><b> </b> </span></div><span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost"><u>Cerita Humor</u><b> </b>ke 1</span><br />
Teknologi Canggih<br />
<blockquote class="tr_bq">3 Orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, ..bip,...bip,....bip... Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna' nya dengan kagum melihat tulisan yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut.<br />
<br />
"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.<br />
<br />
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.<br />
<br />
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini? pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.<br />
<br />
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.<br />
<br />
Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung dibokong anda...?"<br />
<br />
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia tersebut.</blockquote><br />
<b style="color: red;">Cerita Lucu ke 2</b><br />
Dilamar Raja Minyak<br />
<blockquote class="tr_bq">Seorang sekretaris nan cantik ditugaskan oleh bosnya untuk menemani seorang raja minyak dari Arab yg menjadi klien penting bagi perusahaannya. Tertarik oleh kecantikannya, si raja tiba-tiba memintanya utk menikahinya.<br />
<br />
Tentu saja sekretaris itu terkejut namun ia teringat perintah bosnya untuk tidak mengecewakan kliennya itu dalam bentuk apapun. Karena itu, ia memikirkan cara untuk menolak ajakannya dengan halus.<br />
<br />
"Baiklah, aku akan menikah denganmu dengan 3 syarat. Pertama, aku mau cincin kimpoi berlian 75 karat bertahtakan intan bermahkota tiga 200 karat." Si raja Minyak dari Arab terpekur sejenak dan kemudian mengangguk, "Ok, ok Ana belikan... Ana belikan"<br />
<br />
Menyadari keadaan ini, si wanita kembali memikirkan syarat yang lebih susah. "OK, kedua, aku mau kamu buatkan istana di New York berkamar 100 dan sebagai rumah peristirahatan, aku mau vila di tengah kota Paris dengan 200 orang pelayan, 10 Ferarri dan 5 pesawat jet pribadi."<br />
<br />
Sang raja minyak kembali terpekur, mengambil hand-phonenya dan mengontak sana sini. "Ok, ok, Ana buatkan.... Ana buatkan"<br />
<br />
"Gawat !", pikir si sekretaris. Dengan peluh segede kacang kedelai, ia kembali memikirkan syarat terakhir. Akhirnya, ia merasa mendapatkan syarat yang nyaris mustahil bisa dikabulkan oleh si raja ini. Sambil mengedipkan mata, ia berkata, "Oh, baiklah. Ini yang terakhir. Aku suka sekali dengan "hubungan intim" dan karenanya aku mau laki-laki yg menjadi suamiku mempunyai "anu" sepanjang 30 cm."<br />
<br />
Si raja tampak kecewa sekali dengan syarat terakhir ini. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil sesenggukan. Akhirnya, sambil mengusap air mata dan menatap wanita itu dengan sedih, ia berkata, "Ok, ok, Ana potong... ana potong"</blockquote><br />
<b style="color: red;">Cerita Humor ke 3</b><br />
Mahasiswi Fakultas Kedokteran<br />
<blockquote class="tr_bq">Ada 6 mahasiswi fakultas kedokteran yang sedang menunggu panggilan untuk ujian lisan untuk mata pelajaran penyakit dalam. Penguji terkenal seorang profesor top-killer. Mahasiswi pertama masuk dan langsung mendapat pertanyaan.<br />
<br />
Profesor: sebutkan bagian badan yang dapat membesar sampai 7 kali !<br />
<br />
Mahasiswi 1 tidak berani menjawab sambil menutup mulut dan terkikik … hihi… hihi.<br />
<br />
Profesor: (marah)kamu pergi! dan panggil yang berikutnya!<br />
<br />
Profesor: sebutkan bagian badan yang bisa membesar sampai 7 kali !<br />
<br />
Mahasiswi 2 juga tidak menjawab hanya terkikik …hihi…hihi…<br />
<br />
Sang prof tambah marah dan mengusir mahasiswi II. Sampai pada mahasiswi ke 5 jawabannya adalah sama yaitu : "hihi…hihi". Masuklah mahasiswi ke 6…<br />
<br />
Profesor: Sebutkan bagian badan yang dapat membesar sampai 7 kali !<br />
<br />
Mahasiwi 6: liver, prof... Liver bisa membesar 7 kali dari ukuran biasa kalau terkena radang.<br />
<br />
Profesor: Bagus!!! untuk kamu, jawabanmu sudah cukup memuaskan. Katakan kepada teman-temanmu itu, bahwa "hihi…hihi.." hanya bisa berkembang sampai 5 kali !!!</blockquote><br />
<b style="color: red;">Cerita Lucu ke 4</b><br />
<blockquote class="tr_bq">Seorang koboi pergi ke bar naik kudanya. Setelah mengikat kudanya, ia masuk ke dalam, pesan minuman, lalu bergegas pergi. Ternyata kudanya hilang! Dia masuk kembali ke bar sambil berteriak, "Siapa yg mencuri kuda saya?"<br />
<br />
Tak seorang pun menjawab.<br />
<br />
Si koboi berkata lagi, "OK. Saya tunggu 10 menit. Jika dalam waktu itu tidak ada yang mengaku, terpaksa saya akan melakukan apa yang telah saya lakukan di Texas. Dan terus terang aku tidak suka melakukan lagi hal itu."<br />
<br />
Satu per satu pengunjung berlari terbirit2 keluar. Sampai tak ada seorangpun berada di dalam Bar, kecuali si Bartender. Saat si Koboi melongok keluar, ternyata kudanya telah kembali berada di tempatnya semula.<br />
<br />
Dengan gemetar ketakutan bercampur senang karena kuda si Koboi telah kembali, bartender bertanya, "Apa yang telah kamu lakukan di Texas?"<br />
<br />
Koboi itu menjawab, "Saya terpaksa berjalan kaki pulang."</blockquote><br />
<b style="color: red;">Cerita Humor ke 5</b><br />
<b>Naik Gaji</b><br />
<blockquote class="tr_bq">Suatu hari, seorang wanita pembantu rumah tangga mendatangi majikan perempuannya.<br />
<br />
Pembantu: "nyonya, saya mau minta naik gaji.."<br />
<br />
Nyonya: "kenapa saya harus menaikkan gaji kamu?"<br />
<br />
Pembantu: "ada 3 alasan nyonya.. Pertama saya membersihkan rumah lebih bersih daripada nyonya."<br />
<br />
Nyonya: "siapa yg bilang?"<br />
<br />
Pembantu: "Tuan yg bilang nyonya".<br />
<br />
Nyonya: "oh..."<br />
<br />
Pembantu: "kedua, saya memasak lebih enak daripada nyonya."<br />
<br />
Nyonya: "siapa yg bilang?"<br />
<br />
Pembantu: "Tuan yg bilang."<br />
<br />
Nyonya: "oh..."<br />
<br />
Pembantu: :ketiga, saya di ranjang lebih hebat daripada nyonya."<br />
<br />
Nyonya: "Oh!!! Apa tuan juga yang bilang !!?!!"<br />
<br />
Pembantu: "Bukan nyonya.., tapi tuan sebelah rumah yang bilang, kalo nyonya kurang hebat di ranjang"<br />
<br />
Nyonya: "Ssssstt!!! Kamu minta naik brp???"</blockquote><b style="color: red;">Cerita Lucu ke 6</b><br />
<b>Cowok Idaman</b><br />
<blockquote class="tr_bq">Cewek : "Mas kerja dimana?"<br />
C0w0k : "Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali..."<br />
Cewek : "(W0W...Konglomerat pasti!)... Mas tinggal dimana?"<br />
C0w0k : "Pondok Indah Bukit G0LF..."<br />
Cewek : "(W0W kereenn...Rumah 0rang-0rang "The Haves") Pasti gede rumahnya yah...?"<br />
C0w0k : "Ngga ah...Biasa aja koq...cuma 3000 m2..."<br />
Cewek : "(Busett!) Pasti mobilnya banyak yah...?"<br />
C0w0k : "Sedikit koq...Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda..."<br />
Cewek : "(Wah c0w0k idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri...?"<br />
C0w0k : "Hmm...Sampai saat ini belum tuh...hehe..."<br />
Cewek : "(Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya...) Mas mer0k0k??"<br />
C0w0k : "Tidak...r0k0k itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh..."<br />
Cewek : "(Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?"<br />
C0w0k : "Tidak d0nk..."<br />
Cewek : "(Gilee...Cool abissss!!) Mas suka maen judi??"<br />
C0w0k : "Nggak...ngapain juga judi? ngabisin duit aja"<br />
Cewek : "(0oohhhh...So sweett...) Mas suka dugem gitu ga??"<br />
C0w0k : "Tidak tidak..."<br />
Cewek : "(Iihh...sh0leh banget nih c0w0kk!) Mas udah naik haji?"<br />
C0w0k : "Yah...baru 3x dan umr0h paling 6x..."<br />
Cewek : "(Subhanallah...cal0n surgawi...) H0binya apa sih mas?"<br />
C0w0k : "BOH0NGIN 0rang......"</blockquote>Semoga <a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/12/kumpulan-cerita-lucu-cerita-humor.html"><b>cerita humor</b></a> ini bisa membuat sobat ketawa kalau tidak lucu maaf ya. :D oya baca juga hal yang lucu juga di <a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/11/sms-gombal-lucu.html"><b>sms lucu</b></a> dan<a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/07/kata-kata-lucu.html"> <b>kata kata lucu</b></a></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-5663876108059312743?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-2488216481549722042012-02-06T16:47:00.000-06:002012-02-06T16:47:13.193-06:002012-02-06T16:47:13.193-06:00cerita lucu 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-WXIhZZYWi7E/Tps_WLgRtVI/AAAAAAAAAWE/g52sbIp0UPg/s1600/cerita+lucu-cerita+humor.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="cerita lucu -
cerita humor - kumpulan cerita humor lucu" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-WXIhZZYWi7E/Tps_WLgRtVI/AAAAAAAAAWE/g52sbIp0UPg/s1600/cerita+lucu-cerita+humor.jpeg" /></a></div><br />
<br />
<br />
<b>I.</b><br />
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara berpikirnya mengandalkan LOGIKA (L) . Mereka berdua berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa lama mereka berjalan….<br />
<br />
<br />
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya khawatir dia bermaksud jelek.<br />
<br />
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.<br />
<br />
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap kita. Apa yang harus kita lakukan.<br />
<br />
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan, yaitu berjalan lebih cepat.<br />
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich…..<br />
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat jalannya.<br />
<br />
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap kita dalam waktu dua setengah menit…<br />
<br />
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti olehnya.<br />
<br />
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika (L). Gadis matematis (M) tiba di rumah lebih dulu dan dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak berapa lama kemudian, Gadis Logika (L) datang.<br />
<br />
M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat. Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?<br />
<br />
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.<br />
<br />
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan kamu?<br />
<br />
L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga mengejar saya.<br />
<br />
M : Dan… dan..<br />
<br />
L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya di tempat yang gelap…<br />
<br />
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?<br />
<br />
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan, yaitu saya mengangkat rok saya..<br />
<br />
M : Oh… Lalu apa yang dilakukan pria tadi?<br />
<br />
L : Sesuai dengan logika… Dia menurunkan celananya…<br />
<br />
M : Oh tidak… Lalu apa yang terjadi kemudian?<br />
<br />
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang berlari sambil memelorotkan celananya…<br />
<br />
<br />
<br />
<b>II.</b><br />
Suatu hari di bulan puasa saat seorang kakek sedang puasa, tiba-tiba kepalanya sakit, dengan panik si kakek langsung meminum obat Bodrex.<br />
<br />
Cucunya yang melihat kejadian itu langsung bertanya,<br />
<br />
"Kakek kan puasa, kenapa minum obat?"<br />
<br />
Si kakek langsung menjawab,<br />
<br />
"Itulah okenya Bodrex, bisa diminum kapan saja."<br />
<br />
<br />
<br />
<b>III.</b><br />
Ada perlombaan hebat-hebatan dinas rahasia yang diikuti oleh seluruh dinas rahasia di dunia. Singkat cerita, di final bertemu 3 dinas rahasia terhebat, yaitu : M1-6 dari inggris, MOSSAD dari israel, Datasemen 88 dari Indonesia.<br />
<br />
Untuk memilih yang terhebat akhirnya juri melepaskan 3 ekor kelinci di 3 hutan yang berbeda. Ketiga dinas rahasia tersebut diwajibkan menangkap ketiga kelinci tersebut. Yang tercepat maka dia yang menjadi pemenang.<br />
<br />
M1-6 masuk ke hutan. Dengan keunggulan teknik intelligentnya, M1-6 memasang mata-mata dan memasang jebakan untuk menangkap kelinci tersebut. Tiga minggu kemudian tanpa di sadari si kelinci, akhirnya kelinci tersebut tertangkap masuk ke dalam jebakan M1-6.<br />
<br />
MOSSAD lain lagi aksinya, mereka memasang agen-agennya di pinggir hutan. Kemudian mereka membakar hutan itu sehingga banyak hewan dan tumbuhan yang mati terbakar. Tiga hari kemudian kelinci yang dicari-cari keluar dan langsung di tangkap oleh agen MOSSAD yang telah menunggu di luar hutan.<br />
<br />
Sedangkan Datasemen 88 dari Indonesia lain lagi caranya, setelah 3 jam masuk hutan, mereka keluar dengan menyeret beruang yang sudah bonyok. Beruang itu terus berteriak teriak, "Iya deh… ampuuuunn gue ngaku… gue kelinci."<br />
<br />
<br />
<br />
<b>IV</b><br />
Ada seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya beratus-ratus ekor sapi.<br />
<br />
Pada suatu hari datanglah seorang petugas peternakan yang menyamar dan bertanya "Setiap hari sapi-sapi ini bapak beri makan apa?"<br />
<br />
Peternak "Oh saya beri makan rumput-rumput saja."<br />
<br />
"Kalo begitu bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak.” kata si petugas. "Bapak saya denda 2 juta."<br />
<br />
Akhirnya selang beberapa minggu kemudian petugas tadi datang kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak. "Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?" kata si petugas.<br />
<br />
Si peternak menjawab "Saya beri makan keju, hamburger dan susu."<br />
<br />
"Kalo begitu bapak saya denda 3 juta rupiah karena memberi makan di luar batas sewajarnya!!" kata si petugas.<br />
<br />
Eh akhirnya seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal sama kepada si peternak. "Bapak beri makan apa sapi-sapi ini…??" tanya si petugas.<br />
<br />
"Begini Pak" jawab si peternak, "setiap hari semua sapi-sapi ini saya beri uang masing-masing lima ribu rupiah, terserah mereka mau makan di mana…!!"<br />
<br />
<br />
<b>V</b><br />
Suatu malam, seekor ibu tikus dan seekor anak tikus tengah menikmati suasana malam di pinggir got. Mereka menikmati pamandangan langit yang diterangi bulan.<br />
<br />
Anak tikus melihat seekor kelelawar lewat diatasnya, kemudian bertanya pada ibu tikus, "Mama, Apa itu diatas????"<br />
<br />
Sang Ibu Tikus pun menjawab,"Oooo...Itu kelelawar namanya nak"<br />
<br />
Si anak tikus pun bertanya lagi, "Kok Wajahnya mirip kita si mama????"<br />
<br />
Sang Ibu menjawab "Sebenarnya kelelawar itu masih sebangsa kita... Namun dia ambil jurusan penerbangan...!!!"<br />
<br />
<b>VI</b><br />
Pada suatu hari di pedalaman hutan rimba, tampak seekor kura-kura dengan susah payahnya berusaha memanjat pohon, setapak demi setapak, beberapa jam kemudian sampai lah kura-kura tersebut dipuncak pohon dan berdiri diujung salah satu cabangnya, setelah mengambil posisi, kura-kura itu membentangkan kedua tangannya dan melompat... Bukkk!!!!, kura-kura itu langsung mendarat diatas tanah. <br />
<br />
Dengan susah payah pula kura-kura tersebut bangkit kembali, menarik napas, kembali ke pohon dan memanjat, dan melompat lagi.. Bukkk!!! begitu seterusnya ia melakukannya berulang kali.<br />
</div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-248821648154972204?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-8984255468091124462012-02-06T16:45:00.002-06:002012-02-06T16:45:22.567-06:002012-02-06T16:45:22.567-06:00Cerpen binatang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html"><b>Cerita Pendek Anak</b></a> mungkin bagi sebagian pelajar yang sedang mempunyai tugas sekolah pasti sedang mencarinya, karena cerita pendek banyak sekali judulnya mungkin jadi bingung untuk memilihnya bukan begitu! Namun yang penting apa yang kalian cari ada dan bisa diberikan tugasnya kepada guru masing-masing disekolah, bagi sebagian netter ada juga yang mencarinya hanya untuk sekedar hiburan disaat-saat senggang menghabiskan waktunya untuk membaca cerita-cerita seru.<br />
<br />
Didunia ini banyak sekali orang yang mempunyai bakat untuk menulis seperti cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov, kedua orang terkenal tersebut adalah yang mempunyai bakat untuk menulis cerita tersebut. Kita sendiri pun saya yakin mempunyai bakat terpendam untuk membuat cerita pendek, kalau begitu mengapa bukan dari sekarang saja mencobanya mungkin kalau bagus nanti bisa menghasilkan uang dengan cara menjual karya tersebut di Internet.<br />
<br />
<a href="http://www.ocimweb.com/"><span style="color: red; font-style: italic; font-weight: bold;">Cerita Pendek</span></a> atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.<br />
<br />
<a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kumpulan Cerita pendek</span></a> bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.<br />
<br />
Kalau begitu langsung saja lihat dibawah ini dari <span style="font-style: italic;">ocimweb.com</span><br />
<br />
<blockquote><a href="http://adf.ly/120434/http://www.ceritakecil.com/images/illustration/cerita/0000/56-kerbau-dan-kambing.jpg"><img alt="Cerita Pendek" border="0" src="http://www.ceritakecil.com/images/illustration/cerita/0000/56-kerbau-dan-kambing.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 310px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 300px;" /></a><span style="font-weight: bold;">Kerbau dan Kambing</span><br />
<br />
Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. <br />
<br />
Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.<br />
<br />
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."<br />
<br />
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.<br />
<br />
sumber: ceritakecil.com</blockquote><br />
<br />
<blockquote><a href="http://adf.ly/120434/http://www.ceritakecil.com/images/illustration/cerita/0000/43-semut-dan-belalang.jpg"><img alt="Cerita Pendek" border="0" src="http://www.ceritakecil.com/images/illustration/cerita/0000/43-semut-dan-belalang.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 300px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 300px;" /></a><span style="font-weight: bold;">Semut dan Belalang</span><br />
<br />
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.<br />
<br />
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"<br />
<br />
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."<br />
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.<br />
<br />
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.<br />
<br />
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.<br />
<br />
sumber: ceritakecil.com</blockquote><br />
<br />
Mungkin itu saja yang dapat <a href="http://www.ocimweb.com/">berita terbaru</a> berikan, mudah-mudahan apa yang diberikan tentang <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html"><span style="color: green; font-weight: bold; text-decoration: underline;">cerita pendek terbaru</span></a> bisa bermanfaat bagi anda semuanya. <div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
Read more: <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html#ixzz1lhzoxMEJ" style="color: #003399;">Cerita Pendek Hewan</a> <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html#ixzz1lhzoxMEJ" style="color: #003399;">http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-pendek.html#ixzz1lhzoxMEJ</a></div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-898425546809112446?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-78643611976538150782012-02-06T16:44:00.000-06:002012-02-06T16:44:01.259-06:002012-02-06T16:44:01.259-06:00malin Kundang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-rakyat-malin-kundang.html"><b>Cerita Rakyat Malin Kundang</b></a> sudah mendunia karena plot cerita didalamnya sangat besar sekali dalam kehidupan kita, suatu anekdot dari masyarakat yang mempunyai sejarah panjang tentang seorang anak yang membangkang terhadap ibu kandung sendiri akibatnya anak tersebut di kutuk menjadi batu. Pesan yang terkandung didalam ceritanya bisa kita berikan kepada anak-anak kita, bahwa tindakan yang seperti itu jangan ditiru atau jangan dilakukan terhadap orang lain juga apalagi dengan keluarga kerabat kita sendiri.<br />
<br />
Baca juga cerita yang tidak kalah menariknya seperti <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-lucu.html">Cerita Lucu</a> dan <a href="http://www.ocimweb.com/2011/12/cerita-motivasi.html">Cerita Motivasi</a>.<br />
<br />
Sebenarnya mitos <i>Cerita Rakyat Malin Kundang</i> ocimweb sendiri kurang tahu apa ini hanya mitos cerita rakyat atau memang kenyataan yang pernah terjadi pada waktu itu, lalu cerita itu diabadikan dengan memberikan cerita itu kepada anak cucu kita sebagai suatu pembelajaran dan nasihat seperti <a href="http://www.ocimweb.com/2011/12/kata-kata-bijak.html">kata kata bijak</a>.<br />
<br />
Kalau begitu langsung saja silahkan kalian simak dibawah ini ceritanya, berjudul <span style="font-weight: bold;">Malin Kundang Si Anak Durhaka</span> yang ocimweb dapatkan dari blognya dongeng.org.<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/120434/http://2.bp.blogspot.com/-pzAONQtBdm8/ThxgC8HJ55I/AAAAAAAAACY/15t2KkeJi0s/s320/cerita+rakyat+malin+kundang.jpg"><img alt="Cerita Rakyat Malin Kundang" border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-pzAONQtBdm8/ThxgC8HJ55I/AAAAAAAAACY/15t2KkeJi0s/s320/cerita+rakyat+malin+kundang.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<blockquote>Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.<br />
<br />
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.<br />
<br />
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.<br />
<br />
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.<br />
<br />
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.<br />
<br />
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.<br />
<br />
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.<br />
<br />
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.<br />
<br />
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”.<br />
<br />
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.</blockquote><br />
<br />
Itulah sepenggal <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/cerita-rakyat-malin-kundang.html"><u>Cerita Rakyat Malin Kundang</u></a> yang ocimweb berikan kepada semuanya, disini admin bukan ingin menggurui atau memberikan sebuah nasihat. Akan tetapi admin hanya ingin memberikan sebuah bacaan dalam cerita yang didalamnya terkandung makna nasihat kepada orang tua, mudah-mudahan bagi adik-adik yang sedang mencari cerita ini bisa bermanfaat dan jangan sampai meniru apa yang Malin Kundang lakukan terhadap Ibu Kandungnya sendiri. <div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
</div></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-7864361197653815078?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-55795582765709131762012-02-06T16:42:00.000-06:002012-02-06T16:42:23.945-06:002012-02-06T16:42:23.945-06:00cerita lucu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br />
<div id="crosscol-wrapper"> </div><!-- google_ad_section_start(name=default) --><div style="float: right; margin-left: 0px;"> <!-- Begin: KlikSaya.com --> <script src="http://scr.kliksaya.com/js-ad.php?zid=92651" type="text/javascript">
</script><iframe border="0" frameborder="0" height="250" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="http://scr3.kliksaya.com/ifr-ad.php?zid=92651" style="border: medium none;" width="300"></iframe> <!-- End: KlikSaya.com --> </div><span class="fullpost"><a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/11/kumpulan-cerita-lucu-banget-terbaru.html"><b>Cerita lucu</b></a> pasti sangat di nanti anak kecil ketika menjelang tidur karena pada saat Chuzblog kecil sering di ceritain hal lucu agar biar bisa cepat tidur, setelah update video <a href="http://chuzblog.blogspot.com/2012/01/video-animasi.html"><b>animasi</b></a> karya indonesia yang berjudul lakon pada suatu ketika</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><b style="color: #cc0000;">Cerita lucu banget</b> ini hanya untuk menghibur sobat agar sobat tidak stress lagi memikirkan tugas yang menumpuk tiap hari,tugas sekolah, atau sobat pengen mencari hal yang membuat sobat tersenyum lagi.</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><a href="http://chuzblog.blogspot.com/2011/07/kata-kata-lucu.html"><b>kata lucu</b></a> ini bisa sobat koleksi untuk di ceritakan ke teman, sahabat, keluarga atau kekasih sobat agar mereka tertawa kembali</span><br />
<br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br />
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ybzlRDA0W7w/TpWbufHvZ8I/AAAAAAAAAU0/TC8jLfxO3zc/s320/cerita+lucu+-+cerita+humor.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-ybzlRDA0W7w/TpWbufHvZ8I/AAAAAAAAAU0/TC8jLfxO3zc/s320/cerita+lucu+-+cerita+humor.gif" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><i>cerita lucu</i> ke 1<br />
<br />
ketika pelajaran matematika<br />
guru : anak anak 3x4 berapa?<br />
andik : dengan tegas nya bilang 1000<br />
guru : koq bs 1000 ndik??<br />
andik : iya bu kalau di tempat foto harga foto 3x4 = 1000 bu?<br />
guru; ????<br />
<br />
cerita ke-2<br />
masih pelajaran matematika<br />
guru : min kali min berapa?<br />
mimin : loncat pak..<br />
guru : lo koq bs min?<br />
mimin : dengan gaya lucunya bilang kan ada kali pak makanya q loncat<br />
guru :ooo iya sie :D<br />
<br />
Cerita ke 3<br />
Guru : “Anak anak, Indonesia terletak antara dua samudra dan dua…?”<br />
Murid : “Benuaaaa….!”<br />
Guru : “Salah ! Yang benar Indonesia terletak diantara dua samudra dan dua duanya amatlah dalam…!”<br />
Guru : “Sekarang flora dan fauna. Kalau akan paus binatang mamalia , buaya binatang reptilia, kambing binatang herbivora. Sedangkan macan adalah binatang….?”<br />
Mudrid : “Carnivora !”<br />
Guru : “Kalian ini memang bodoh ….Macan adalah binatang yang amat menakutkan…!”<br />
Murid : ?????? :-/ <br />
<br />
cerita ke 4<br />
Cerita ini lucu sekaligus memberikan inpirasi bagaimana mendapatkan dan menentukan timing progress yang tepat agar mendapatkan hasil yang tepat pula.<br />
<br />
Seorang nenek genit masuk ke BI (Bank Indonesia) dgn sekoper uang.. Ia minta dipertemukan dgn GBI (Gubernur BI)<br />
<br />
Nenek : "Saya akan buka rekening, dgn simpanan jumlah yg sangat besar!"<br />
...<br />
... Staff BI ragu, tp akhirnya membawa si nenek ke ruangan GBI..<br />
<br />
GBI: "Brp banyak uang yg akan disimpan?"<br />
<br />
Sambil meletakkan koper uang di meja,<br />
Nenek: "Rp. 1 milyar!! Tunai !!"<br />
<br />
Penasaranlah Pak GBI,<br />
GBI: "Maaf, saya agak terkejut.. Dari mana ibu dapat uang tunai sebanyak ini?"<br />
<br />
Nenek: "Saya menang tebak-tebakan.."<br />
<br />
GBI: "Menebak macam apa, kok taruhannya besar sekali?"<br />
<br />
Nenek: "Mau contoh? Saya yakin telur burungmu bentuknya kotak!"<br />
<br />
GBI: "Apa?? Ini tebakan paling konyol yg pernah saya dengar.. Anda tak mungkin menang dgn tebakan seperti itu!"<br />
<br />
Nenek: "Anda Berani bertaruh?"<br />
<br />
GBI: "Siapa takut!! Saya bertaruh Rp. 50juta, krn saya tahu telur saya tdk kotak!"<br />
<br />
Nenek: "Ok, ini menyangkut uang gede.. Bisa saya ajak pengacara ke sini besok jam 10 pagi?"<br />
<br />
GBI: "Silahkan saja!"<br />
<br />
Malamnya GBI, ia berdiri telanjang di depan cermin dan memastikan telurnya tidak kotak.. Sampai akhirnya dia yakin telurnya benar-benar bulat, tidak kotak.. Maka ia yakin besok bakal menang dan mendapatkan Rp. 50juta..<br />
<br />
Tepat jam 10.00 pagi, nenek itu dtg dgn pengacara ternama dan terkenal.. Kemudian ia mengulang kesepakatan kemarin..<br />
<br />
Nenek: "Rp. 50juta untuk tebakan telur burungmu yg kotak?"<br />
<br />
Mengangguk setuju,<br />
GBI: "Okay!!"<br />
<br />
Nenek itu minta Gubernur buka celana spy semua bisa melihat bentuk telurnya.. Nenek meraih telur Gubernur dan merabanya...<br />
GBI: "Yah, tak apalah.. Uang Rp. 50juta tidak kecil.. Biar ibu yakin telur saya tdk kotak.."<br />
<br />
Pada detik yg sama saat nenek itu meraba telur Gubernur, pengacaranya terlihat lemas sambil membentur-benturkan kepalanya ke dinding..<br />
<br />
GBI: "Ada apa dengan pengacara itu?"<br />
<br />
Nenek ini menjawab kalem,<br />
Nenek: "Ndak apa2.. Saya cuma bertaruh dengannya Rp.250 juta, bahwa jam 10.00 pagi ini saya bisa memegang telur Gubernur BI..!!" هٍَهٍَهٍَ=))هٍٍهٍَهٍَ<br />
<br />
(Ketawanya Jangan Keras2 y)<br />
<br />
<br />
Cerita ke 5<br />
Suatu ketika, seorang cewek yang sedang jengkel karena rayuan gombal cowok, membalas rayuan cowok itu.<br />
Cew : "Bang, kalo lihat abang, saya jadi ingat lagunya ADA Band."<br />
Cow : "Masa sih neng... Abang jadi GR nih.."<br />
Cew : "Beneran sumpah bang..."<br />
Cow : "Emang lagu apa si neng? Kau Auraku ya...?"<br />
Cew : "Bukan bang..."<br />
Cow : "hmmmm... Surga Cinta ya?"<br />
Cew : "Juga bukan bang"<br />
Cow : "trus lagu apa neng?"<br />
<br />
Cew : "MANUSIA BODOH"<br />
wkwkwkwkwkw</div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-5579558276570913176?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4347156997089187119.post-63254483512021153932012-02-06T16:34:00.000-06:002012-02-06T16:34:11.867-06:002012-02-06T16:34:11.867-06:00puisi cinta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/puisi-romantis.html"><b>Puisi Romantis</b></a> adalah salah satu karya yang banyak dicari pengembara cinta, karena dengan sebuah kata-kata pasangan kita bisa menjadi lebih memperhatikan bahkan menyayangi kita daripada biasanya. Dari semua puisi yang pernah ocimweb.com dapatkan mungkin hanya sebagian yang bisa membuat hati ini menjadi lebih nyaman didepannya, semua orang tidak bisa membuat puisi karena dia harus merasakan dahulu apa yang menjadi sebuah kata cinta didalam pikirannya.<br />
<br />
Pernah ada teman yang ingin kalau dibuatkan sebuah postingan tentang <span style="font-weight: bold;">puisi romantis</span> walaupun <a href="http://www.ocimweb.com/2012/01/puisi-cinta-kahlil-gibran.html">puisi cinta</a> sama saja, akan tetapi kata-kata ini berbeda maknanya dan lebih mengena kepada pasangan kita tentunya.<br />
<br />
Kalau begitu langsung saja bagi yang ingin membaca atau memberikannya kepada sobat lain, silahkan simak kutipan <span style="color: red; font-style: italic; font-weight: bold;">puisi romantis terbaru</span> dibawah ini.<br />
<br />
<blockquote><a href="http://adf.ly/120434/http://www.puisiromantis.net/wp-content/uploads/2012/01/obat-cinta.jpg"><img alt="Puisi Romantis" border="0" src="http://www.puisiromantis.net/wp-content/uploads/2012/01/obat-cinta.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 184px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 275px;" /></a><span style="font-weight: bold;">ALUNAN CINTA KITA</span><br />
Puisi Adelia Lintang Kirana<br />
<br />
Tertawaku saat dengar candanya<br />
Sejenak ku terlepas pada rindu yang tertahan dalam dada<br />
<br />
Ku BT di buatnya<br />
Saat tingkahmu bak anak" di bawah umur lima<br />
Dongkolku tiada tara<br />
<br />
Ku lihat wajahnya<br />
Senyumnya, bibirnya, gerak tubuhnya<br />
Begitu menggoda jiwa<br />
<br />
Menangis ku karnamu<br />
Ingatkan semua kenangan kita dulu<br />
Saat dusta itu terkuak di depanku<br />
Saat amarahmu menyapa pedihku<br />
<br />
Kini hanya tinggal kenanganku bersamamu<br />
Tenggelam bersama senja<br />
Hilang di telan mimpi malam tanpa suara</blockquote><br />
<br />
<blockquote><span style="font-weight: bold;">JANJI SUCI CINTA</span><br />
Puisi Adelia L.K<br />
<br />
Anggrek Biru<br />
Kaulah saksi cintaku<br />
Telah tertanam dalam jiwaku<br />
Sebuah cinta suciku untuk dirimu<br />
<br />
Takan ku lupa<br />
Akan ku jaga<br />
Dan ku rawat keindahanya<br />
Di ladang jiwa berlahan kasih mesra<br />
<br />
Dia malaikat penjaga hati<br />
Berjanji padaku setia menemani<br />
Memulai kisah cinta ini dengan sepenuh hati<br />
Meraih cita cinta berdua hingga maut memisahkan kami<br />
<br />
Membina mahligai indah berdua<br />
Menempuh masalah dengan bijaksana<br />
Mewujudkan mimpi masa depan cinta kita bersama<br />
Bergandengan tangan kita bina rumah tangga<br />
<br />
sumber : <a href="http://adf.ly/120434/http://www.lokerpuisi.web.id/2011/12/janji-suci-cinta.html" rel="nofollow" target="_blank">lokerpuisi.web.id</a></blockquote></div><div class="blogger-post-footer">mudaha-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya<img width='1' height='1' src='https://blogger.googleusercontent.com/tracker/4347156997089187119-6325448351202115393?l=ramadhan-next.blogspot.com' alt='' /></div>Ramadhan MahaSiswa dari Universitas Stai Darussalam Martapura Kalimantan Selatanhttp://www.blogger.com/profile/01897892469663093654noreply@blogger.com0