Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial Nasional


  Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan-kenyataan yang disebabkan oleh adanya pertentangan sosial, mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan pertentangan sosial, mengkaji pertentangan yang dapat menimbulkan  ketegangan sosial, memahami dan menghayati adanya bebagai golongan yang berbeda –beda ,bersamaan dengan integrasi sosial, mengkaji masalah integrasi sosial

Tujuan Instruksional Khusus :

-          Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kepentingan
-          Mahasiswa dapat menjelaskan  tentang diskriminasi dan ethosentris
-          Mahasiswa dapat menjelaskan pertentangan dan ketegangan dalam masyarakat
-          Mahasiswa dapat menyebutkan golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial
-          Mahasiswa dapat menjelaskan tentang integrasi nasional


Pendahuluan
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Paa diri setiap anggota terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang positif maupun negative. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.

Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1.    berlatar belakang sejarah
2.    dilatar-belakangi  oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3.    bersumber dari factor kepribadian
4.    berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama

Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1.    Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2.    Perluasan kesempatan belajar
3.    Sikap terbuka dan sikap lapang

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.    Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.    Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,  masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.    Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan  suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1.    Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.    Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.    para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.    elimination; yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.    Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.    Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.    Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.    Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.    Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

kajian perkembangan islam periode klasik

   Tugas Berstruktur                                                                                     Dosen Pembimbing
Metodologi Studi Islam                                                                                 Jamal Syarif, M.Ag







KAJIAN SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM
PERIODE KLASIK ( 650-1250 )






Disusun Oleh:
Kelompok: VII (TUJUH)
-  M.Habibi                          NPM: 11.12.2624
-  M.Ramadhan                  NPM: 11.12.2625
-  M.Syauqi                          NPM: 11.12.2626
-  M.Yusran                         NPM: 11.12.2627











SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUSSALAM MARTAPURA
TAHUN AKADEMIK
2011-2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan,perkembangan dan eksistensi masyarakat tersebut, serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus.
Demikian halnya dengan pendidikan di kalangan umat Islam memiliki peranan penting untuk mewujudkan cita-cita hidup Islam yaitu melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada umat dan generasi penerusnya sehingga nilai-nilai cultural-religious yang dicita-citakan tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat sepanjang zaman.
Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran tentang pola berfikir dan berbuat dalam pelaksanaan pendidikan Islam pada khususnya perkembangan klasik, maka sangat diperlukan pendekatan historis.
B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing mata kuliah metodologi studi islam.
2.      Agar lebih mengerti dan memahami tentang metodologi studi islam khususnya pada kajian sejarah perkembangan islam periode klasik.
3.      Agar dapat lebih mengembangkan kreativitas dalam pembuatan makalah.
C.    Metodi Penulisan
Adapun dalam penyelesaian tugas makalah ini kami hanya menggunakan metode kepustakaan dan footnote (catatan kaki) dimana kami mencoba mencari bahan dari buku-buku yang berhubungan dengan tema yang kami sajikan agar kami mempunyai dasar teoritis dan pengetahuan yang cukup dan dilengkapi bahan yang di ambil dari internet.

BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah perkembangan islam periode klasik  (650-1250 M )

Dengan meninggalnya khalifah Ali bin Abi Thalib, maka bentuk pemerintahan kekhalifahan telah berakhirlah dan islam mengalami perubahaan dengan dilanjutkan bentuk pemerintahan dinasti kerajaan yaitu dinasti bani umayyah dan bani abbasiyah.
A.    Bani umayyah

Dinasti umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah.Muawiyah dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar demokrasi yang berdasarkan atas hasil pilihan umat islam .Berdirinya dinasti umayyah bukan juga hasil dari musyawarah , jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara turun menurun yaitu sistem monarkhi.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.pada dinasti ini banyak kemajuan ,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M).Pada masa awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan islam pada masa Muawiyah beliau selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilkinya untuk merebut pusat-pusat kekuasaan diluar  jazirah  Arabia di antaranya upaya untuk menguasai kota Konstinovel. Paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan Muawiyah bin Abi Sufyan terus berusaha merebut Bizantium:[1]

1.      Bizantium merupakan basis kekuatan agama Kristen ortodoks yang pengaruhnya dapat membahayakan islam
2.      Orang-orang Bizantium sering mengadakan pemberontakan ke daerah islam
3.      Bizantium termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan melimpah

Meskipun keadaan dalam negeri dapat diatasi pada beberapa periode akan tetapi pada masa–masa tertentu sering kali dapat membahayakan keadaan pemerintahan itu sendiri.ketika pemerintahan berada di tangan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (6586H/685-705M) keadaan dalam negeri boleh di bilang teratasi dengan keadaan seperti itu, kemajuan peradaban dapat dicapai terutama dalam politik kekuasaan.
Khalifah Walid bin abdul malik berusaha memperluas daerahnya menuju Afrika utara yaitu Magrib Al-aqsha dan Andalusia .Dengan keinginan yang kuat dan keberanian, Musa bin Nusair dapat menguasai wilayah tersebut sehingga ia diangkat sebagai gubernur untuk wilayah Afrika utara.
Ketika ia menjabat sebagai gubernur afrika utara ia dapat menaklukan beberapa suku yang terus mengadakan pemberontakan di daerahnya itu. Sehingga dengan demikian ia leluasa  memperluas wilayah kekuasaan islam ke daerah lainnya di seberang lautan. Untuk tugas itu Musa bin nusair mengutus Tharif bin Malik mengintai keadaan Andalusia di bantu oleh Julian. Keberhasilan ekspedisi awal ini, membuka peluang bagi musa bin nusair melakukan langkah berikutnya dengan mengirim Thariq bin Ziyad menyeberangi  lautan  guna merebut daerah Andalusia .Tepat pada tahun 711 M ,Thariq mendarat di sebuat selat yang kini selat tersebut diberi nama  yakni Selat Jabal Thariq atau Selat Gibraltar. Keberhasilan Thariq memasuki wilayah Andalusia membuat perjalan baru bagi kekuasan islam.
Dimasa itu ilmu dan kebudayaan islam berkembang dengan baik di antaranya kebudayaan (seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan,seni ukir dan sebagainya), dan bidang ilmu ( ilmu kedokteran, ilmu filsafat, astronomi, ilmu bumi dan lainnya).[2]
Dalam sejarahnya, perjalan dinasti Umayyah mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Walid bin Yazid (125-126 H / 743-744 M) bahkan akhirnya kekuasaan  Bani umayyah mengalami kehancuran ketika diserang oleh gerakan Bani abbasiyah  pada tahun 132H/ 750 M.
Ada  beberapa faktor-faktor yang menyebabkan danasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran:[3]
a.       Sebab-sebab umum  
1.      penyelewengan dari sistem musyawarah islam diganti dengan sistem kerajaan.
2.      Pengkhianatan permusyawaratan jandal.
3.      Menyalahi perjanjian madaain antara Muawiyah dengan Ali bin Abi Thalib.
4.      Pengangkatan putra  mahkota lebih dari satu.

b.      Sebab-sebab khusus
1.      Kelemahan dari Yazid bin Abdul Malik memecat orang-orang dalam.  Jabatannya diganti dengan orang-orang yang disukainya, padahal pengganti itu tidak ahli.
2.      Kemewahan dan keborosan di kalangan istana.
Organisasi Negara pada masa Dinasti Umayyah masih pada permulaan islam yaitu terdiri dari 5 badan:

a.       An Nidhamatul Siyasi ( organisasi politik)
b.      An Nidhamatul Idari ( organisasi tata usaha Negara )
c.       An Nidhamatul Mali ( organisasi keuangan atau ekonomi )
d.      An Nidhamatul Harbi ( organisasi pertahanan  )
e.       An Nidhamatul Qadhai ( organisasi kehakiman )

B.     Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/750 M yang didirikan oleh abu Abbas abdullah As Saffah bin Muhammad Bin Ali bin Abdullah Bin abbas bin Abdul Mutholib bin Abdul Manaf, yang merupakan kelanjutan dari pemerintahan dinasti umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dinamakan dinasti abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Bani Abbas , Paman rasulullah SAW.

Pada masa dinasti abbasiyah luas wilayah kekuasaan islam semakin bertambah dan Baghdad sebagai pusat pemerintahannya.Perluasan kekuasaan dan pengaruh islam bergerak ke wilayah Timur Asia tengah dari  perbatasan india hingga ke Cina.Secara umum dapat dikatakan  bahwa pemerintahan bani Abbasiyah mampu mengembangkan dan memajukan peradaban Islam sehingga dinasti ini mencapai puncak kejayaannya karena para penguasanya banyak memberikan dorongan kepada ilmuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam segala bidang kehidupan.
Diantara  ilmu-ilmu yang berkembang pada dinasti abbasiyah yaitu:[4]
a.       Ilmu filsafat
b.      Ilmu kedokteran
c.       Ilmu astronomi
d.      Ilmu farmasi dan kimia
e.       Ilmu matematika
f.       Ilmu tafsir
g.      Ilmu hadist
h.      Ilmu kalam
i.        Ilmu bahasa



Dalam bidang menjalankan pemerintahan kepala Negara di bantu oleh wizarat dan pemangkunya. Dinasti ini memiliki 2 wizarat yaitu :
1.      Wizaratul tanfiz
2.      Wizaratul tafwidh’
Dalam bidang menjalankan tata usaha negara kepala Negara di bantu diwanul kitabah dan dibantu beberapa sektariat, diantaranya yaitu :
a.    Katibur rasail
b.   Katibur kharraj
c.    Katibur jund
d.   Katibur syurthah
e.    Katibur  qadha

Wilayah Negara dinasti abbasiyah  dibagi ke dalam beberapa provinsi yang dinamakan imarat , yang pada waktu itu ada tiga macam imarat yaitu:
a.    Imarat al-istikfa
b.   Imarat al-khassah
c.    Imarat al-istilau
Pada pemerintahan dinasti abbasiyah dibedakan menjadi 5 perode ,setiap periode ditandai adanya perubahan dalam hal pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijakan militer.
1.      Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia pertama
2.      Periode kedua adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki pertama
3.      Periode ketiga adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia kedua
4.      Periode keempat adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki kedua
5.      Periode kelima adalah periode yang tidak banyak dipengaruhi oleh pihak manapun akan tetapi pertahanan dinasti abbasiyah sangat lemah dan akhirnya pada tahun 1250 M dinasti abbasiyah runtuh karena mendapat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Ada  beberapa faktor-faktor yang menyebabkan dinasti abbasiyah runtuh:[5]
1.      Sebab-sebab dari dalam
a.     Persaingan antara ras
b.   Angkara murka terhadap bani umayyah dan kaum alawiyin
c.    Kelemahan di bidang mekanisme pemerintahan
d.   Kemerosotan ekonomi
e.    Khalifah amat terpengaruh terhadap bid’ah-bid’ah agama
f.    Adanya pengangkatan dua putra mahkota
2.      Sebab-sebab dari luar
a. Penyerbuan pasukan mongol
b.Tumbuhnya kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah-pecah

C.     Daulah atau dinasti kerajaan islam yang berdiri pada masa abbasiyah yang terlepas dari dinasti abbasiyah.
Pada dinasti abbasiyah banyak berdiri kerajaan islam yang terlepas dari kekuasaan dinasti abbasiyah di antaranya:
1.      Daulah yang berbangsa arab ( Bani Idris, Bani Aglab ,Bani Fatimiyah)
2.      Daulah yang berbangsa turki ( Bani Toulon, Bani Ikhsyid,Bani Saljuk)
3.      Daulah yang berbangsa Persia ( Thahiriah, Zaidiyah, Ash Shafariyah, Samamiyah, Buwaihiyah,dan Sabktakin)
4.      Daulah yang berbangsa di Maroko ( Murabithin, Muwahhidin)







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perkembangan islam pada periode setelah ke khalifahan Ali bin Abi thalib di antaranya dinasti Umayyah berkuasa selama 90 tahun (40-132H/661-750M)  dan Dinasti Abbasiyah berkuasa sejak tahun 750-1250 M  dapat berkembang dengan pesat terutama pada bidang ilmu dan kebudayaan, seperti dibidang ilmu ( kedokteran, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, hadist dan lainnya) sedangkan pada bidang kebudayaannya ( seni rupa,sastra,suara, seni bangunan, seni ukir dan sebagainya).[6]
Adapun sebab-sebab runtuhnya dinasti-dinasti tersebut dikarenakan:
1.  dinasti umayyah:
a.       Sebab-sebab umum  
1.      penyelewengan dari sistem musyawarah islam diganti dengan sistem kerajaan.
2.      Pengkhianatan permusyawaratan jandal.
3.      Menyalahi perjanjian madaain antara Muawiyah dengan Ali bin Abi Thalib.
4.      Pengangkatan putra  mahkota lebih dari satu.
b.      Sebab-sebab khusus
1.      Kelemahan dari Yazid bin Abdul Malik memecat orang-orang dalam. jabatannya diganti dengan orang-orang yang disukainya, padahal pengganti itu tidak ahli.
2.      Kemewahan dan keborosan di kalangan istana.
2.  dinasti abbasiyah:
a.       Sebab-sebab dari dalam
1.      Persaingan antara ras
2.      Angkara murka terhadap bani umayyah dan kaum alawiyin
3.      Kelemahan di bidang mekanisme pemerintahan
4.      Kemerosotan ekonomi
5.      Khalifah amat terpengaruh terhadap bid’ah-bid’ah agama
6.      Adanya pengangkatan dua putra mahkota
b.      Sebab-sebab dari luar
1.      Penyerbuan pasukan mongol
2.      Tumbuhnya kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah-pecah
B.     Saran –saran
 Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada siapa saja yang berkenan membaca makalah ini agar kiranya dapat memberikan saran-saran yang sifatnya membangun kepada makalah kami ini, agar kami dapat memperbaikinya dipembuatan yang akan datang.























DAFTAR PUSTAKA
Achmadi Wahid.dkk, menjelajahi peradaban islam,pustaka insane madani,Sleman,2006
A.Jamil,dkk, sejarah kebudayaan islam.CV.Toha putra .Semarang
DEPAG RI,sejarah kebudayan islam,kelas III,2002
Hasan, Ibrahim hasan (1989).sejarah dan kebudayaan islam,yogjakarta,Kota kembang.
Drs.kumaidi,M.pd, sejarah kebudayaan silam XII ganjil ,Al-hikmah, Akik pustaka,Jakarta(2010)



[1] Drs.kumaidi,M.pd, sejarah kebudayaan silam XII ganjil ,Al-hikmah, Akik pustaka,2010 hal.31
[3] Drs.kumaidi,M.pd, sejarah kebudayaan silam XII ganjil ,Al-hikmah, Akik pustaka,2010 hal.33
[5] Drs.kumaidi,M.pd, sejarah kebudayaan silam XII ganjil ,Al-hikmah, Akik pustaka,2010 hal.53
[6] Dinasti abbasiyah berkuasa sekitar 500 tahun atau 5 abad dengan 5 periode



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new