PENDIDIKAN AKHLAK ISLAMI PADA MASA KANAK-KANAK (2-6 TAHUN)

Rosulullah SAW dengan agama yang dibawanya mengemban misi yang berat yaitu membenahi kehidupan manusia yang pada saat itu sudah sangat rusak. Ditengah umat manusia yang sudah sedemikian rusaknya, Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk meluruskan kehidupan mereka dan memperbaiki moral mereka. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW sebagai berikut:
اِنَّماَ بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَّ مَكاَرِمَ اْلاَخْلاَقِ (رَوَاهُ مَالِكِ)
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”. (HR. Malik, diacu dalam Rosihon Anwar, 2008, 210)
Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, perlu sekali setiap anggota masyarakatnya berakhlak mulia, karena keberhasilan seseorang dan masyarakat disebabkan akhlaknya yang baik dan kegagalan seseorang dan masyarakat karena kehilangan akhlaknya yang baik. Sehingga betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, karena itu untuk menjadi seseorang yang berakhlak mulia diperlukan usaha yang serius dan latihan secara terus menerus yang akhirnya menjadi kebiasaan.
Banyak orang Islam yang mengetahui perbuatan baik atau buruk, tetapi tidak konsisten dengan perilakunya, seringkali mereka berbuat yang tidak baik. Misalnya, mereka mengetahui bahwa menggunjing dan memfitnah adalah perbuatan dosa. Namun mengapa perbuatan itu sering dilakukan? Ini terjadi karena tidak terbiasa untuk melakukan hal-hal yang baik.
Oleh karena itu, sebagai orang tua atau pendidik harus menyadari bahwa dengan memberikan nasihat moral saja tidak cukup. Kita harus melatih anak-anak sejak usia dini agar senantiasa berbuat baik, dan anak harus diberi pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islami yang akan menyuburkan fitrah manusia dengan menyiraminya nilai-nilai kebajikan yang berupa kejujuran, keikhlasan, kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian, toleransi dan nilai kebajikan lainnya. Sehingga anak terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kebajikan itu yang terukir dalam dirinya, dan ini merupakan perilaku manusia yang berakhlak mulia. Maka dari itu dalam melatih, membimbing, dan mendidik anak harus dilakukan secara perlahan dan bertahap agar keyakinan dan akhlaknya tertanam dengan kokoh.
Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut masa estetika, karena pada masa ini merupakan saat terciptanya perasaan keindahan, anak seusia ini senang dengan segala sesuatu yang indah, berwarna-warni, dan warna-warna yang cerah sehingga dapat menarik hatinya. Disebut masa indera, karena pada masa ini indera anak berkembang dengan pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan sebelumnya. Berkat kepesatan perkembangan indera itulah, dia senang mengadakan eksplorasi. Kemudian disebut masa menentang, karena dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan berbagai aspek fisik dan psikis di suatu pihak, dan di sisi lain belum berfungsiny control akal dan moral. (Ramayulis, 2006, 310)
Oleh karena itu, orang tua atau pendidik yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak harus membimbing, mengarahkan dan membina kepribadian anak dengan pendidikan akhlak Islami dalam rangka menyiapkan masa depan yang berakhlakul karimah yang mampu menjadi tumpuan umat dalam meneruskan pembangunan. Mendidik anak yang baik bukan saja untuk kepentingan masa depan anak itu sendiri atau untuk jaminan hari tua ayah dan ibunya, namun juga demi kemajuan bangsa dan Negara serta umat secara keseluruhan.
Adapun keberhasilan pendidikan akhlak bagi anak usia 2-6 tahun (masa kanak-kanak) tergantung pada peran serta semua komponen yang dapat membentuk akhlak seorang anak yakni keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Oleh karena itu, kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangat dominan. Menurut al-Ghozali, anak adalah amanah Allah yang harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Semua bayi dilahirkan kedunia ini bagaikan sebuah mutiara yang belum diukur dan belum berbentuk, tetapi amat bernilai tinggi, maka orang tualah yang akan mengukir dan membentuk menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenamgi semua orang. (Hamdani Ihsan, 1998, 120)
Sesungguhnya seorang anak dengan fitrahnya senantiasa siap untuk menerima yang baik dan buruk dari orang tua atau pendidiknya. Sehubngan dengan hal ini Rosulullah SAW bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْيُنَصِّرَانِهِ اَوْيُمَجِّسَانِهِ
Artinya: “Setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi (Penyembah api).” (HR. Muslim, diacu dalam Muzayyin Arifin, 2003, 145)
Salah satu cara untuk mendidik anak adalah dengan menanami jiwa mereka yang masih suci dan polos dengan akar aqidah ketauhidan dan ditaburi dengan benih-benih akhlak yang mulia, disirami kasih sayang dan dipenuhi limpahan perhatian. Insya Allah mereka menjadi anak yang soleh. Inilah yang dilakukan Rosulullah dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang tangguh dan berkualitas.

b. Sekolah
Pada usia 2-6 tahun anak-anak biasanya duduk di bangku sekolah Pendidikan Anak Usia Dini. Karena itu selain keluarga, sekolah juga sangat berperan dalam membentuk pribadi anak. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistematis dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Materi pelajaran harus diberikan kepada anak didik dengan nuansa pendidikan akhlak. Sehingga ilmu dan keterampilan yang diberikan kepadanya, selalu terkait dengan nilai-nilai akhlak. Manakala ilmu tersebut diamalkan, selalu diterapkan dengan cara-cara yang baik, tidak melanggar nilai dan norma agama serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat tempat tinggal anak adalah tempat anak menyerap informasi, fakta dan belajar bahasa. Tempat di mana anak bergaul dan bersosialisasi ini turut mendukung terwujudnya akhlak anak. Oleh karena itu masyarakat harus memiliki kesadaran penuh untuk memberikan suasana yang kondusif untuk perkembangann anak.
Lingkungan untuk anak usia dini harus dapat menciptakan kebutuhan untuk mengeksplorasi diri secara aman. Tersedianya kesempatan bermain yang beragam dan sesuai dengan perkembangannya. Lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan jelas akan berbahaya bagi perkembangan mental anak.
Pribadi Rasulullah adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk pribadi yang berakhlakul karimah. Banyak contoh dan teladan yang diberikan oleh Rasulullah dalam menanamkan, membimbing dan mendidik anak dibidang akhlak.
Akhlak islami merupakan bagian penting dalam pendidikan anak. Menanamkan akhlak islami kepada anak pada masa kanak kanak harus memperhatikan karakter anak yang senang bermain, perlu berolah raga, perlu rangsangan citarasa lewat musik dan nyanyian, serta makanan dan minuman yang halal dan bergizi. Dengan demikian anak-anak dapat dibentuk menjadi pribadi yang sehaht, berakhlak mulia dan memiliki semangat untuk hidup



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new