Renungan; Fakir adalah Orang Paling Kaya


Di perempatan lampu merah, seorang pengemis buta sedang mengais rezeki di siang hari. Matahari yang terik membuat sekujur tubuhnya dipenuhi keringat, namun bapak tua itu tak bergeming, tetap menengadahkan tangan berharap uluran tangan sang dermawan. Bulan Ramadhan penuh berkah, pengendara yang lewat pun merogoh saku, menyodorkan lembaran seribuan dengan harapan mendapat pahala atas apa yang dikerjakannya. Dalam bulan Ramadhan semua amal kebajikan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Potret kehidupan yang menggambarkan betapa Allah Yang Maha Pemurah senantiasa memberikan rezeki kepada seluruh makhluk dalam memenuhi kebutuhannya. Betapa Allah dekat dengan orang-orang fakir. Tapi mungkinkah semua orang fakir itu dekat dengan Allah, siapakah sebenarnya orang yang disebut fakir?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakir didefinisikan sebagai 1)orang yang sangat berkekurangan; orang yang terlalu miskin; 2)orang yang dengan sengaja membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin. Pengertian pertama melihat sebagai suatu keadaan atau kondisi, sedang pengertian kedua melihatnya sebagai suatu pilihan.
Sabda Rasulullah, “kefakiran adalah kebanggaanku.” Tentu yang dibanggakan Rasulullah bukanlah orang-orang miskin yang hidupnya serba kekurangan karena beliau tidak memerintahkan umatnya untuk menjadi miskin. Maka fakir itu lebih tepat bila diartikan sebagai suatu pilihan atau jalan menuju Tuhan melalui pengosongan hati dari harta dunia. Saya bertanya kepada Sahabat tentang hakikat kefakiran. Sahabat menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan fakir adalah orang-orang yang sudah mengosongkan hatinya dari kecintaan terhadap dunia dan meyakini bahwa semua yang ada padanya hanyalah titipan Allah semata. Adapun orang-orang miskin, apabila mereka ridha dengan pemberian Allah, maka itu menjadi keutamaan baginya. Sesungguhnya orang miskin diutus untuk menguji orang fakir.
Saya lalu teringat Pak Haji yang tinggal di Bogor. Dalam lawatan saya ke kota hujan tersebut tahun lalu, sempat berjumpa dengan beliau yang saat itu mewaqafkan rumah berikut tanahnya yang luas di bilangan Jembatan Merah untuk kegiatan sosial dan keagamaan, padahal tanah berikut bangunannya ditawar oleh sebuah yayasan dengan harga Rp. 5 milyar. Tapi Pak Haji tidak tertarik, nampaknya tidak lagi berfikir untuk menambah kekayaannya. Bahkan menurut pengakuan Pak Uztad yang mengurusi rumah waqaf itu, Pak Haji selalu membantu orang-orang susah atau yang sedang tertimpa bencana. Pesan Pak Haji, “Harta itu hanyalah titipan, jangan sering menghitungnya, karena itu akan menahanmu untuk memberi.” Suatu ketika Pak Uztad ditelepon oleh Pak Haji, “Sudah satu bulan ini tidak ada warga yang minta bantuan, apa Pak Uztad tidak butuh lagi sama saya?”
Subhanallah, saya kira Pak Haji ini adalah contoh orang fakir yang dibanggakan Rasulullah saw. Seorang fakir bukanlah orang miskin atau peminta-minta, tapi justru orang yang sangat kaya, karena Allah meluaskan rezeki atas mereka yang pandai mensyukuri nikmat. Seorang fakir boleh jadi punya rumah besar, kendaraan, maupun pangkat dan jabatan, namun kesemuanya itu tidak menyebabkan mereka sombong dan lalai dari mengingat Allah. Mereka merasa tidak memiliki apa-apa karena telah melepaskan diri dari keterpautan dengan dunia.
Seseorang disebut fakir sejati apabila telah mampu mengosongkan diri sepenuhnya. Seorang fakir sejati adalah orang terkaya di antara seluruh manusia, karena dia sudah tidak lagi memiliki dirinya sendiri dan abadi (baqa) dalam Diri. Bagi fakir, harta terbaik adalah saat-saat kebersamaan dengan Sang Pemilik Langit dan Bumi. Inilah makna sabda Nabi, "Kefakiran adalah kebanggaanku." Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang fakir yang dibanggakan Rasulullah saw.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

Ramadhan = Ujian Kenaikan Kelas

Bermacam-macam orang memaknai ramadhan, sebagian besar memaknainya dengan bulan yang penuh berkah dan ampunan, sebagian memahaminya sebagai bulan suci yang harus dijaga kesuciannya dengan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat, sebagian mengartikannya sebagai bulan turunnya Al-Quran yang di dalamnya terdapat malam lailatul qadar, sehinga memperbanyak membaca Al-Quran dan berjaga di malam hari.

Para remaja menyambutnya dengan sukacita karena asyiknya tarawih dan pulang bareng, sementara siswa bergembira karena sekolah diliburkan.
Tuan Guru memaknai ramadhan sebagai ujian kenaikan kelas. Selama 11 bulan telah diajarkan materi meliputi pokok bahasan Iman dan Taqwa, dengan 2 buku wajib, yaitu Al-Quran dan Hadits, bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) dengan 2 option, kebaikan dan keburukan, atau pahala dan dosa, atau halal dan haram. Nah, dalam bulan ini kita akan menempuh ujian praktek kenaikan kelas dengan mata ujian utama "menahan diri". Standar Kompetensinya adalah kemampuan menahan diri dari segala perkataan, sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Kepala Sekolah (Allah SWT). Indikator keberhasilan, yaitu mampu menahan diri dari segala yang dilarang, dan mampu memperbanyak amalan yang dianjurkan. Pengawasnya terdiri dari para malaikat yang akan memeriksa dan melaporkan hasilnya kepada Sang Kepala Sekolah. Bila lulus, akan naik kelas dan diberi piagam penghargaan dengan predikat “taqwa” dan akan memasuki tahun pelajaran berikutnya dalam keadaan “fitrah”. Sebaliknya, bila tidak lulus akan mengulang di kelas yang sama atau diremedi terlebih dahulu. Namun sejak sekolah ini didirikan, paling banyak siswa yang lulus bersyarat, dengan catatan apabila selepas ramadhan tidak mampu mempertahankan prestasinya, maka diturunkan kembali pada kelas sebelumnya.
Oleh karena itu, ramadhan bukanlah tempat latihan menahan lapar dan haus, menahan hawa nafsu dan godaan, tapi hendaknya menjadi tempat mempraktikkan semua materi yang telah dipelajari. Mari kita lihat bagaimana susah payahnya orang menahan diri, beratnya mengkhatamkan Al-Quran, sulitnya bangun melaksanakan shalat lail, serta sukarnya mengikhlaskan sedekah karena selama 11 bulan tidak belajar dan berlatih sungguh-sungguh. Sementara orang yang bersungguh-sungguh dapat menempuh ujian praktek dengan mudah. Itulah murid-murid berprestasi yang seharusnya menjadi contoh bagi kita semua.
Anak-anakku, apabila kalian selama ini tidak rajin belajar karena terlalu banyak bermain dengan kesenangan dunia, maka kejarlah ketertinggalan kalian. Manfaatkan sebaik-baiknya waktu ramadhan ini untuk fokus menempuh ujian taqwa. Selamat berjuang, semoga naik kelas dan lulus dengan nilai memuaskan.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

Kisi-kisi Ujian Nasional 2012


Kisi-kisi adalah suatu format yang memuat kriteria tentang soal-soal yang hendak disusun dengan tujuan menghindari terjadinya penyimpangan tujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Kisi-kisi yang baik memuat secara jelas semua aspek yang akan diujikan, sehingga guru hanya mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal yang dimaksudkan.
Kisi-kisi soal yang disusun oleh BSNP melalui Peraturan BSNP No. 013/P/BSNP/XII/2011 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah tertanggal 14 Desember 2011, memberi gambaran materi yang akan diujikan dan menjadi bahan acuan bagi guru dalam mempersiapkan siswa menghadapi UN 2012 yang akan datang.
Bagi anda yang berminat mendapatkan kisi-kisi tersebut, silahkan download link di bawah ini:
1.  Kisi-kisi UN 2012.pdf.
2.  Kisi-kisi UN 2012.doc.
Artikel Terkait:
•  Kriteria Kelulusan Peserta Didik Tahun 2012
•  Mekanisme Baru Penyaluran Dana BOS 2012
  Informasi Sertifikasi Guru 2012
•  Perangkat Pembelajaran IPS Karakter
  Materi Pembelajaran Matematika
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Laboran
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pustakawan
•  Tugas dan Tanggung Jawab Guru
•  Tugas dan Tanggung Jawab Wali Kelas
  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kaur. Humas
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kaur. Kesiswaan
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kaur. Kurikulum
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Wakil Kepala Sekolah
•  Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Sekolah
•  Informasi Guru 2013; Naik ke Golongan IV/b Melalui Pengembangan Diri



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

Karena Terlalu Dekat Sehingga Tak Terlihat


Pada suatu hari ikan-ikan di samudera berkumpul di hadapan pemimpin mereka. Mereka berkata, “Wahai pemimpin, kami bermaksud menghadap lautan. Sudah lama kami mendengar tentang keberadaan dan kekuasaannya, bukankah karena ia kami ada dan tanpa dia kami tiada? Tunjukkan kepada kami arahnya dan ajari kami jalan untuk mencapainya, karena kami tidak tahu dimana tempatnya dan kemana arahnya.”
Pemimpinnya berkata, “Saudara-saudaraku, pembicaraan ini tidak layak bagi kalian dan orang-orang seperti kalian. Lautan terlalu luas untuk kalian capai. Ini bukan urusanmu dan juga di luar kemampuanmu. Diamlah, jangan berbicara dengan pembicaraan seperti ini. Cukuplah kalian yakini bahwa kalian berada karena adanya dan tidak akan ada tanpa keberadaannya.”
Mereka berkata, “Jawaban ini tidak akan ada gunanya bagi kami. Larangan tidak akan menyurutkan niat kami, kami harus berjumpa dengannya. Engkau harus menunjuki kami untuk mengenalnya dan membimbing kami ke dalam wujudnya.”
Ketika sang pemimpin melihat gelagat ini dan larangannya tidak digubris, ia mulai menjelaskan, “Saudara-saudaraku, lautan yang kalian cari, yang kalian ingin temui, ada bersamamu dan kalian bersamanya. Ia meliputi kamu dan kalian meliputinya. Yang meliputi tidak terpisah dari yang diliputi. Lautan itu adalah yang disitu kalian berada. Kemana pun kalian menghadap, di situ ada Lautan. Lautan bersama kalian dan kalian bersama lautan. Ia tidak gaib darimu, kalian juga tidak gaib darinya. Ia lebih dekat darimu daripada urat lehermu.”
Ketika mendengar ucapan itu, mereka semua bangkit untuk membunuh sang pemimpin. Sang pemimpin berkata kepada mereka, “Apa salahku sehingga kalian mau membunuhku?”
Mereka menjawab, “Kamu hanya ingin menyesatkan kami dari jalannya, kamu hanya memperdayakan kami. Menurutmu lautan yang kami cari adalah lautan dimana kami berada, bukankah kami berada dalam air? Apa hubungannya air dengan lautan?”
Sang pemimpin berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengatakan yang sebenarnya. Sesungguhnya lautan dan air itu satu dalam hakikat. Di antara keduanya tidak ada perbedaan. Air adalah nama lautan dari segi hakikat dan wujud. Lautan adalah nama baginya dari segi kesempurnaan, kekhususan, keluasan, dan kebesaran di atas semua fenomena.”
Sayyid Haydar Amuli, sufi besar abad ke-14 menukil cerita di atas untuk menggambarkan hubungan makhluk dengan Tuhan seolah-olah hubungan antara penghuni lautan dengan lautan. Perbandingan ini tentu saja tidak tepat. Itu hanyalah upaya untuk menyederhanakan hakikat yang sangat jauh dari ruang lingkup pengalaman kita. Walaupun begitu kebanyakan orang tidak juga memahaminya. Jangankan berterima kasih, malah mengkafirkan orang yang menjelaskan dan bahkan membunuhnya, seperti kisah ikan-ikan tersebut.
Para Nabi dan kekasih-kekasih Tuhan adalah orang-orang yang telah mencapai tahap yang sangat tinggi dalam hubungannya dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan telah memberikan mereka pengetahuan langsung, bukan pengetahuan yang berdasarkan pembuktian rasional. Olehnya itu ketika ingin menyampaikan apa yang mereka saksikan kepada orang awam, mereka tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti. Betapa sulitnya seorang ayah yang ingin membuat anaknya yang buta dapat memahami matahari, bagaimana cara menyampaikannya sehingga dapat menjelaskan arti dari cahaya.
Membicarakan tentang kedekatan dengan Tuhan, kita seperti orang pikun yang mencari kacamata padahal sementara memakainya. Bagaimana tidak pikun, karena yang mencari itulah yang dicari; yang dicari itulah yang mencari; yang mencari sama dengan yang dicari; yang mencari dan dicari adalah satu. Ah, penjelasan ini pun tidak lebih baik dan semakin membingungkan. Sebaiknya kita diam saja, karena dalam diam (tafakur) kita akan mendapatkan kebenaran yang hakiki.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

Karena Terlalu Dekat Sehingga Tak Terlihat


Pada suatu hari ikan-ikan di samudera berkumpul di hadapan pemimpin mereka. Mereka berkata, “Wahai pemimpin, kami bermaksud menghadap lautan. Sudah lama kami mendengar tentang keberadaan dan kekuasaannya, bukankah karena ia kami ada dan tanpa dia kami tiada? Tunjukkan kepada kami arahnya dan ajari kami jalan untuk mencapainya, karena kami tidak tahu dimana tempatnya dan kemana arahnya.”
Pemimpinnya berkata, “Saudara-saudaraku, pembicaraan ini tidak layak bagi kalian dan orang-orang seperti kalian. Lautan terlalu luas untuk kalian capai. Ini bukan urusanmu dan juga di luar kemampuanmu. Diamlah, jangan berbicara dengan pembicaraan seperti ini. Cukuplah kalian yakini bahwa kalian berada karena adanya dan tidak akan ada tanpa keberadaannya.”
Mereka berkata, “Jawaban ini tidak akan ada gunanya bagi kami. Larangan tidak akan menyurutkan niat kami, kami harus berjumpa dengannya. Engkau harus menunjuki kami untuk mengenalnya dan membimbing kami ke dalam wujudnya.”
Ketika sang pemimpin melihat gelagat ini dan larangannya tidak digubris, ia mulai menjelaskan, “Saudara-saudaraku, lautan yang kalian cari, yang kalian ingin temui, ada bersamamu dan kalian bersamanya. Ia meliputi kamu dan kalian meliputinya. Yang meliputi tidak terpisah dari yang diliputi. Lautan itu adalah yang disitu kalian berada. Kemana pun kalian menghadap, di situ ada Lautan. Lautan bersama kalian dan kalian bersama lautan. Ia tidak gaib darimu, kalian juga tidak gaib darinya. Ia lebih dekat darimu daripada urat lehermu.”
Ketika mendengar ucapan itu, mereka semua bangkit untuk membunuh sang pemimpin. Sang pemimpin berkata kepada mereka, “Apa salahku sehingga kalian mau membunuhku?”
Mereka menjawab, “Kamu hanya ingin menyesatkan kami dari jalannya, kamu hanya memperdayakan kami. Menurutmu lautan yang kami cari adalah lautan dimana kami berada, bukankah kami berada dalam air? Apa hubungannya air dengan lautan?”
Sang pemimpin berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengatakan yang sebenarnya. Sesungguhnya lautan dan air itu satu dalam hakikat. Di antara keduanya tidak ada perbedaan. Air adalah nama lautan dari segi hakikat dan wujud. Lautan adalah nama baginya dari segi kesempurnaan, kekhususan, keluasan, dan kebesaran di atas semua fenomena.”
Sayyid Haydar Amuli, sufi besar abad ke-14 menukil cerita di atas untuk menggambarkan hubungan makhluk dengan Tuhan seolah-olah hubungan antara penghuni lautan dengan lautan. Perbandingan ini tentu saja tidak tepat. Itu hanyalah upaya untuk menyederhanakan hakikat yang sangat jauh dari ruang lingkup pengalaman kita. Walaupun begitu kebanyakan orang tidak juga memahaminya. Jangankan berterima kasih, malah mengkafirkan orang yang menjelaskan dan bahkan membunuhnya, seperti kisah ikan-ikan tersebut.
Para Nabi dan kekasih-kekasih Tuhan adalah orang-orang yang telah mencapai tahap yang sangat tinggi dalam hubungannya dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan telah memberikan mereka pengetahuan langsung, bukan pengetahuan yang berdasarkan pembuktian rasional. Olehnya itu ketika ingin menyampaikan apa yang mereka saksikan kepada orang awam, mereka tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti. Betapa sulitnya seorang ayah yang ingin membuat anaknya yang buta dapat memahami matahari, bagaimana cara menyampaikannya sehingga dapat menjelaskan arti dari cahaya.
Membicarakan tentang kedekatan dengan Tuhan, kita seperti orang pikun yang mencari kacamata padahal sementara memakainya. Bagaimana tidak pikun, karena yang mencari itulah yang dicari; yang dicari itulah yang mencari; yang mencari sama dengan yang dicari; yang mencari dan dicari adalah satu. Ah, penjelasan ini pun tidak lebih baik dan semakin membingungkan. Sebaiknya kita diam saja, karena dalam diam (tafakur) kita akan mendapatkan kebenaran yang hakiki.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

Menemukan Kebenaran dengan Mengalami

Fariduddin Attar, sufi besar sekaligus guru sufi abad ke-13 seringkali menggunakan bahasa perumpamaan dalam mengungkapkan pengalaman sufistik. Dalam kitab Mantiq at-Thair (Musyawarah Burung), Attar mengisahkan tentang perjalanan ngengat (kupu-kupu) mencari Kebenaran Sejati.
Dikisahkan, suatu malam ngengat-ngengat berkumpul bersama, terdera kerinduan yang mendalam untuk menyatukan diri mereka dalam keremangan lilin. Mereka berkata, “Kita harus menemukan seseorang untuk memberi kita penjelasan tentang apa yang telah lama kita rindukan bersama.”
Salah satu dari ngengat ini kemudian terbang ke sebuah puri nun jauh di sana dan melihat cahaya sebuah lilin di dalamnya. Dia kembali dan menceriterakan kepada yang lain apa yang telah dilihat dan mulai menggambarkan lilin itu sedetail mungkin.
Tetapi ngengat bijak, yang menjadi kepala kelompok itu berkata, “Dia tidak memiliki keterangan sebenarnya untuk kita tentang lilin itu.”
Ngengat yang lain kemudian mengunjungi lilin itu dan mendekat ke cahayanya, semakin mendekat dan dengan sayap-sayapnya menyentuh nyala apinya yang sangat dirindukannya. Panas lilin mendorong tubuhnya dan dia kalah. Dia juga kembali dan menceritakan misteri itu, yang menjelaskan tentang arti bersatu dengan lilin, tetapi ngengat bijak berkata kepadanya, “Penjelasanmu tidak lebih berharga daripada kawanmu tadi.”
Ngengat ketiga bangkit, ekstase oleh rasa cinta, maka dia melemparkan tubuhnya dengan keras ke dalam api lilin. Dia menggelinding ke depan dan merentangkan sungutnya ke api. Setelah sepenuhnya memasuki pelukan api, anggota tubuhnya berkilauan merah seperti nyala api itu. Ketika ngengat bijak melihat dari kejauhan bahwa lilin itu telah menyatukan dirinya dengan ngengat ketiga dan mulai memberinya cahaya miliknya, dia berkata, “Ngengat ini telah memenuhi hasratnya, tetapi dia sendiri yang memahami apa yang telah dicapainya. Tak seorang pun yang lain mengetahuinya dan itulah arti sesunggguhnya.”
Banyak pejalan yang mengira dirinya telah sampai pada perjalanan tertinggi, padahal mereka belum mengenal Kebenaran Sejati. Kisah di atas menegaskan bahwa bagaimana mungkin seorang dapat menjelaskan pengetahuan yang tidak dialaminya? Sesungguhnya hanyalah orang yang telah mengabaikan seluruh jiwa dan raganya untuk Kekasih, yang mendapatkan cinta Sang Kekasih. Sepanjang kau masih mencintai dirimu, bagaimana kau akan mengenal yang kau cintai?
Sumber :
Fariduddin Attar,  Musyawarah Burung (diterjemahkan oleh Hartojo Andangdjaja dari The Conference of the Birds karya C. S. Nott). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

Meninggalkan Perbedaan dan Perdebatan

Salah satu cara memperoleh hikmah adalah dengan menyusuri jejak orang-orang bijak sepanjang sejarah. Kali ini Tuan Guru mengajak belajar dari kisah Mulla Nasruddin yang dikenal sebagai orang bijak yang aneh. Dia mengajarkan kebijakan-kebijakan dengan kelucuannya. Berikut ini salah satu kisahnya.
Alkisah, para filsuf, ahli ilmu mantik, dan ahli hukum berkumpul di istana. Mereka bergabung untuk menginterogasi Nasruddin. Perkara Nasruddin telah dianggap sebagai sebuah kasus yang amat serius. Persoalannya adalah Nasruddin sering datang ke berbagai tempat dengan meneriakkan satu khutbah yang sama. Dalam khutbahnya itu, ia menyebut orang-orang berilmu, seperti para filsuf, sebagai mereka yang bodoh, kebingungan, dan tak bisa mengambil keputusan. Tentu saja, ceramah Nasruddin ini dianggap subversif dan mengganggu ketertiban negara.
Singkat cerita, mereka yang merasa tersinggung meminta raja untuk mengadili Nasruddin. Digelarlah sebuah pengadilan dengan Nasruddin sebagai terdakwa tunggal. “Hai Nasruddin,” ucap raja, “kau mendapat giliran untuk bicara terlebih dahulu.”
Nasruddin lalu meminta agar dibawakan beberapa lembar kertas dan pena. Setelah itu ia berkata, “Tolong bagikan kepada para pakar yang ada di ruangan ini, masing-masing secarik kertas dan pena.”
Setelah setiap orang pakar mendapatkan kertas dan pena, Nasruddin berkata lagi, “Aku mohon kepada setiap ahli untuk menuliskan di atas kertas itu jawaban untuk pertanyaan ini: apa yang disebut dengan roti?”
Setiap cerdik cendekia yang ada di tempat itu lalu menuliskan apa yang mereka ketahui tentang roti. Jawaban pakar itu lalu dikumpulkan dan diserahkan kepada raja. Raja pun membacanya satu demi satu.
Orang bijak pertama menulis, “Roti adalah sebuah makanan.” Si bijak kedua menjawab, “Roti adalah tepung bercampur dengan air.” Si bijak ketiga menulis, “Roti adalah terigu yang telah dimasak.” Si bijak keempat menulis, “Roti merupakan makanan yang bergizi.” Orang bijak berikutnya menulis, “Roti adalah karunia Tuhan.” Dan demikian seterusnya. Setiap orang yang terkenal pandai itu, menulis jawaban yang berbeda-beda, masing-masing bergantung pada pemaknaan mereka akan roti. Salah seorang dari mereka bahkan menulis, “Tak ada seorang pun yang tahu sebenarnya apa yang dimaksud dengan roti.”
Setelah mendengar semua jawaban itu, Nasruddin berkata kepada raja, “Ketika mereka dapat menentukan apa yang disebut sebagai roti, barulah mereka bisa menentukan hal-hal selain roti. Misalnya, menentukan apakah khutbahku benar atau tidak.”
Ia melanjutkan, “Dapatkah baginda memercayakan urusan penilaian atau keputusan kepada orang-orang seperti ini? Bukankah amat aneh jika mereka tidak sepakat akan sesuatu yang mereka makan setiap hari, tetapi mereka sepakat untuk menentukan bahwa aku seorang ahli bid’ah?”
Ceritera Nasruddin tersebut sebetulnya merupakan sindiran orang sufi kepada mereka yang merasa bijak, mereka yang sibuk mempelajari agama lalu ramai berdebat untuk memutuskan mazhab mana yang benar dan mana yang sesat. Bukankah ketika kita belajar fiqih, kita dihadapkan pada berbagai perbedaan pendapat. Kita akan dianggap orang paling pandai apabila kita bisa mengetahui segala pendapat yang berbeda itu, lalu memutuskan bahwa pendapat kitalah yang paling benar.
Mulla Nasruddin memberikan pelajaran kepada para pemikir, pakar agama, ahli fiqih, dan para filsuf tentang hal itu dengan cara yang amat halus. Menurutnya mereka yang berilmu itu sebetulnya hanyalah orang-orang jahil yang kebingungan dan tidak bisa mengambil keputusan. Bagaimana kita dapat mempercayakan penilaian kepada orang-orang seperti itu, jika dalam urusan sepele, seperti roti saja, mereka tidak bisa mengambil keputusan?
Kisah Nasruddin seakan hendak menyampaikan bahwa di atas keberagamaan yang dipecah-pecah ke dalam berbagai mazhab itu, terdapat satu keberagamaan yang disepakati bersama. Seseorang akan menjadi lebih arif apabila meninggalkan hal yang dipertengkarkan dan memasuki hal yang disepakati bersama.
Tidaklah mungkin untuk membuat orang berpendapat yang sama tentang cara menjalankan keberagamaan yang benar. Banyak orang yang beranggapan bahwa perbedaan pendapat dalam agama akan segera berakhir jika kembali pada Al Quran dan Sunnah Rasulullah Saw. Mereka lupa bahwa ketika para ulama kembali merujuk pada Al Quran dan Sunnah,di situlah dimulai perdebatan dan perbedaan pendapat. Masalah tayamum misalnya, ketika para ulama kembali kepada Al Quran untuk membaca ayat tentang tayamum, mereka akan mengambil kesimpulan yang berbeda berdasarkan penafsiran masing-masing.
Hampir semua ulama sepakat akan hadits Nabi, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah dewasa.” Tapi dari satu hadits ini saja, terdapat tak kurang dari tujuh mazhab yang menafsirkan ketentuan ini. Setiap mereka mengklaim bahwa pendapat merekalah yang paling sahih.
Sering orang awam dibingungkan oleh perbedaan pendapat antar ulama. Terkadang kebingungan itu berujung pada frustasi; tak tahu harus menjalankan keberagamaan yang mana. Jika ia mengikuti mazhab yang satu, mazhab yang lain akan menganggapnya sesat.
Kepada mereka yang kebingungan, Nasruddin berkata, “Janganlah kau ikuti berbagai macam pendapat yang ada. Kau takkan mungkin dapat mempersamakan para ulama itu.” Para ulama yang berbeda paham tersebut hanya mencapai bagian luar dari ajaran agama. Dimensi eksoteris agama akan selalu menghasilkan perbedaan pendapat. Namun jika menelusuri lebih dalam lagi, ke substansi dari ajaran agama, semua mazhab akan menemukan titik temu.
Ke sanalah para sufi menuju. Meskipun demikian, jalan sufi bukan berarti meninggalkan syariat yang dirumuskan berlainan oleh para ulama. Jalan sufi hanya mengungkap bahwa di balik perbedaan syariat itu, terdapat persamaan tarekat dan hakikat.
Janganlah kita melihat saudara-saudaara kita dari mazhab yang mereka anut, tapi marilah kita ukur mereka dari akhlak dan amalnya; dari kontribusi mereka bagi kepentingan kaum Muslimin pada khususnya dan bagi seluruh manusia pada umumnya. Rasulullah bersabda, “Yang paling baik di antara kamu ialah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.”
Dalam hal ini, semua ulama sepakat; orang seperti itulah yang paling utama, apa pun mazhabnya.
(Dikutip dari buku Jalaluddin Rakhmat,The Road to Allah)
Pesan Tuan Guru:
Kutipan di atas cukup menarik karena sangat relevan dengan realita keberagamaan sekarang ini. Menelaah kisahnya akan mengajarkan kita menjadi orang bijak dalam memaknai keragaman kehidupan beragama. Naluri kebijakan kita akan segera menggiring kita untuk sependapat dengan Nasruddin.
Berbicara tentang kearifan, saya ingin menyampaikan betapa sulitnya mencapai derajat "bijak" itu, betapa kita harus hati-hati dalam memahami suatu kebenaran. Ketika membaca kisah di atas, jangan-jangan kita merasa telah menjadi bijak seperti Nasruddin, sehingga di saat yang sama telah menganggap diri kita lebih baik dari para ulama, ahli fiqih, dan para filsuf yang dalam tulisan di atas dianggap orang-orang bingung. Saat kita ingin meluruskan suatu perbedaan pendapat misalnya, pada saat itu sebenarnya kita ingin mengatakan bahwa pendapat kita lah yang lurus. Begitu pun ketika kita mengkritisi keberagamaan para ulama yang dinilai hanya memahami dimensi eksoteris dari ajaran agama, maka secara tidak langsung telah mengklaim bahwa kita telah memahami inti ajaran agama lebih baik. Sadar atau tidak sadar, kita pun terjebak pada dikotomi benar salah, yang pada akhirnya mengalirkan rasa ujub secara halus ke dalam hati kita.
Dalam dunia sufi, merasa diri lebih baik, lebih bijak dan dan lebih benar dibanding orang lain merupakan salah satu hijab menuju Allah. Inilah yang menyebabkan banyak penempuh jalan spiritual (salik) yang tidak sampai pada Tuhan.
Catatan singkat ini dimaksudkan agar kita lebih berhati-hati dan tidak jatuh ke dalam ujub, sementara itu saya harus beristighfar agar tidak merasa lebih berhati-hati dibanding orang lain. Akhirnya saya mengajak saudara-saudaraku bukan hanya meninggalkan perbedaan, tapi juga meninggalkan kebiasaan menilai orang lain. Marilah kita menyibukkan diri untuk menjadi orang yang paling bermanfaat bagi sesama.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:

BERPIKIR

Pengertian berpikir
Berpikir merupakan aktivitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema yang harus dipecahkan. Dengan demikian bahwa dalam berpikir itu seseorang menghubungkan pengertian satu dengan lainnya dalam rangak mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Dengan mana pengertian pengertian itu merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir.dalam pemecahan persoalan individu, mempersatukan dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan: mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya.

Fungsi berpikir
Para ahli logika mengemukakan adanya tiga fungsi dari berpikir, yakni membentuk pengertian, pendapat/opini dan membentuk kesimpulan.
1. Pengertian
Pengertian adalah jumlah ciri-ciri yang khas (pokok) dari sekumpulan objek-objek yang sejenis.misalnya ciri khas dari kursi adalah ada tempat duduknya dan ada sandarannya.sedangkan bentuknya bulat, dibuat dari kayu dan lain sebagainya adalah merupakan ciri-ciri yang tidak khas dari pengertian itu.
2. Pendapat
Pendapat adalah hasil perbuatan akal untuk meletakkan hubungan arti antara dua buah pemikiran atau lebih. Jadi untuk membentuk sebuah pendapat sedikitnya kita harus pempunyai dua pemikira.
3. Kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil perbuatan akal untuk mengambil pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.


Bentuk-bentuk berpikir
1. Berpikir dengan pengalaman
Dalam bentuk berpikir ini kita banyak menghimpun berbagai pengalaman dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang kita hadapi. Kadang-kadang satu pengalaman dilengkapi dengan pengalaman yang lain.
2. Berpikir representatif
Dengan berpikir representatif, kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan saja. Tanggapan dan ingatan tersebut kita gunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
3. Berpikir kreatif
Dengan berpikir kreatif kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Tapi kalau kegiatan berpikir kita untuk menghasilkan sesuatu dengan menggunakan metode yang telah ada maka dikatakan berpikir produktif.
4. Berpikir reproduktif
Dengan berpikir ini kita tidak menghasilkan sesuatu yang baru tapi hanya sekedar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yang telah dipikirkan sebelumnya.
5. Berpikir rasional
untuk berpikir rasional ini tidak hanya sekedar mengumpulkan pengalaman dan membandingkan hasil berpikir yang telah ada melainkan dengan keaktifan akal kita memecahkan masalah.

Tingkatan berpikir
Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak namun demikian dalam praktek sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara abstrak. Dalam menghadapi masalah yang sangat pelit kadang-kadang kita membutuhkan supaya persoalan yang kita hadapi menjadi konkrit. Sehubungan dengan ini memang ada beberapa tingkat berpikir :
6. Berpikir konkrit
Dalam tingkatan ini kegiatan berpikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata. Tingkat berpikir ini umumnya dimiliki oleh anak-anak kecil. Konsekuensi didaktif pelajaran hendaknya disajikan dengan peragaan langsung.
7. Berpikir skematis
Dalam tingkatan ini dalam mecahkan masalah dibantu dengan skema-skema, diagram, simbol dan sebagainya. Walaupun pada tingkat ini yang dihadapi bukan situasi konkrit tetapi dengan adanya pertolongan bahan-bahan tersebut situasi yang dihadapi tidak benar-benar konkrit dan tidak benar-benar abstrak.
8. Berpikir abstrak
Kita berhadapan dengan situasi yang tidak berwujud akan pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Namun demikian tidak berarti bahwa gejala pikiran berdiri-sendiri, malainkan tanggapan dan ingatan yang membantunya. Di samping itu kecerdasan pikir sendirilah yang berperanan memecahkan masalah.

Referensi :
Ahmadi Abu, M. Umar, Psikologi Umum, PT. Bintan Ilmu, Semarang, 1992
Ahmadi Abu, Psikologi Umum, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, cetakan III, 2003
Fauzi Ahmad, Psikologi Umum, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2004



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

ZAKAT

A.     Zakat
Secara etimologi (asal kata) zakat dari kata zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, dan baik dipahami demikian, sebab zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa, menyuburkan pahala melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum yang memerlukan dalam Al-Qur'an telah disebutkan kata-kata tersebut seperti pada surat Asyam : 9
قد افلح من زكها 

"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan (zakkaha)"

Demikian pula dalam surat Al-A'la: 14:
قد افلح من تزكى

"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan diri (tazakka)".

Surat an-najm: 32
قل تزكوا انتكم
"Maka janganlah kamu memuja dirimu"

Dalam pengertian istilah syarak, zakat mempunyai banyak pemahaman, Diantaranya :
1-     Menurut Yusuf Al-Qurdawi, zakat adalah ; sejumlah harta tertentu yang Diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang yang berhak
2-     Abdurohman Al-Gaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula' 14
3-     Muhammad Al Jurgani dalam bukunya Al Takrif mendifinsikan zakat sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan Allah bagi orang-orang islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yang dimiliki.
4-     Wahdah Zuhaili dalam karyanya Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu mendefinisikan dari sudut empat mashah yaitu
a.       Madzhab Malik, "zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.
b.      Mazhab Hanafi mendifisikan zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syariat semata mata karena Allah swt.
c.       Menurut mazhab Syafii, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara tertentu.
d.      Mazhab Hambali definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang diwajibkan untuk diluarkan dari harta tertentu untuk golongan, yang tertentu pula.
e.       Dalam kifayatul ahyar dijelaskan nama sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh   untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya
f.        DKI dalam buku pedoman pengelokan 215 menulis bahwa zakat adalah salah satu rukun Islam, yaitu kewajiban yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi muslim wanita atau pria bahkan anak-anak yang akal baligh. Dari termonologi tersebut dapat dipahami bahwa zakat adalah penyerahan atau penunaian hak wajib, yang terdapat di dalam harta untuk diberikan kepada orang –orang yang berhak.


Dengan demikian secara khusus disimpulkan
Þ    Zakat merupakan rukun islam yang ke tiga
Þ    Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang ada dalam harta kekayaan seseorang
Þ    Kekayaan tersebut dimiliki secara nyata yang dikeluarkan dengan tujuan untuk membersihkan harta / kekayaan dan mensucikan jiwa pemiliknya

B.     Fungsi Dan Manfaat Zakat
Zakat adalah ibadah yang bertalian dengan harta benda. Agama Islam menuntut supaya orang yang mampu menolong Rakyat miskin dalam menutupi perpelanjaan hidupnya dan juga untuk melaksanakan kepentingan umum. Zakat itu wajib bagi orang yang mampu, dari kekayaannya yang berlebihan dari kepentingan diri dan kepentingan orang-orang yang jadi tanggung nya. Harta itu, baik yang berupa uang, barang perniagaan, ternak dan hasil tanaman, dengan jumlah sebanyak yang telah dikenal kaum muslim.
Dengan ibadah zakat ini, agama islam membawa kaum muslimin dari kemelut berkenan dengan harta (kekayaan) kepada garis (jalan) tengah, sebagai haknya segenap syariat Islam yang dapat menyelamatkan manusia dari bahaya ketimpangan, dimana kekayaan bertumpuk-tumpuk di tangan segelintir manusia. sedang rakyat banyak hidup sengsara dan jalan tengah yang dapat pula menghimparkan kekacauan (anarchie yang berselimut palsu) atas nama rakyat, sedang kekayaan bertumpuk-tumpuk ditangani golongan yang berkuasa, dengan memakai nama rakyat umum, undangan-undangan zakat memberikan kepada perorangan kemerdekaan bekerja dan kebebasan berusaha, serta menjamin kepentingan umum dengan memikulkan kewajiban kepada perorangan untuk membantu dan bekerja sama, dengan demikian tergambarkan prinsip islam yang berbunyi kepentingan umum di pikulkan umum.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

KEAJAIBAN SHALAT BERJEMAAH

A.     Keutamaan Sholat Berjemaah
Sebelum kita memasuki pada keutamaan shalat berjemaah  kami akan menyinggung sekilas tentang apa shalat itu ? Dan apa itu shalat berjemaah ?.
Shalat menurut bahasa adalah do'a. Sedangkan menurut istilah syara' ialah: beberapa ucapan dan perbuatan yang di awali dengan takbir dan diakhiri dengan ucapan salam, hal mana dikerjakan dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.[1]
Sedangkan shalat berjemaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama yang terdiri dari imam dan makmum atau dengan kata lain shalat yang dikerjakan bersama-sama 2 orang atau lebih yang terdiri imam dan makmum pula.

Keutamaan Shalat Berjama'ah
Shalat berjema'ah sangat dianjurkan dalam islam, bahkan ada ulama' yang menghukumi hal itu adalah sunnah mu'akkad, artinya perkara sunnah yang sangat dituntut/ dianjurkan untuk melaksanakannya (imam Rafi'i)
Namun ada pendapat yang lebih shahih yaitu" munurut imam an-Nawawi bahwa shalat berjema'ah tsb hukumnya fardlu kifayah (kewajiban yang bersifat kolektif)[2]
Jadi shalat berjema'ah hukumnya adalah fardlu kifayah, artinya apabila dalam sebuah komunitas/ masyarakat ada yang mengerjakan shalat dengan cara berjema'ah maka gugurlah kewajiban yang lain yang tidak melakukannya. Namun bila dalam masyarakat tsb tidak ada satu/dua orang pun yang mengerjakan shalat berjema'ah tersebut . maka dosalah semua masyarakat itu, disebabkan karena tidak ada satu orang pun yang mengerjakannya.
Oleh karena itu shalat berjemaah iu sangat besar dibandingkan dengan shalat sendirian yang hal ini sesuai dengan janji yang akan diberikan kepada orang yang mengerjakannya , misalnya akan diampuni dosanya, pahala dilipat gandakan sampai 27 kali dari pada shalat sendiri, dan mereka berada dalam tanggungan Allah.
Dari beberapa pendapat yang ada tentang disyariatkanntya shalat bersama/ tentang keutamaan shalat berjema'ah ada banyak hadist yang menyebutkan keutaman –keutamaan itu yang diriwirayatkan oleh para sahabat tabi'in dan lain-lain yang hal itu merupakan  dasar hukum disyariatkannya shalat berjema'ah.

B.     Dasar-Dasar Hukum Shalat Berjemaah
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang disyaratkannya shalat berjema'ah/ hadits yang menjadi dasar hukum shalat berjemaah antara lain:
عن عبدالله بن عمر رض الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : صلاة الجماغة افضل من صلاة الفد يسبع وعشرين درجة. متق عليه.

Artinya : Dari Abdullah bin umar r.a sesungguhnya rasulullah SAW bersabda: shalat berjemaah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan 27 derajat (HR, Bukhari Muslim).

Dari hadits  diatas yang telah diriwayatkan oleh imam bukhari dan muslim jelas bahwa shalat berjema'ah lebih utama dari dari pada shalat sendirian yang mana keutamaannya itu diungkapkan dari pahala yang diperoleh perbandingan antara satu dengan dua puluh tujuh derajat.
وعن ابى هريرة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اثقل الصلاة على المنافقين : صلاة العشاء وضلاة الفجر. ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولوحبوا. منفق عليه.

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata , rasulullah SAW bersabda: paling beratnya shalat bagi orang munafik adalah shalat isya' dan shalat subuh ( berjema'ah, dan seandainya mereka tahu pahala dari 2 waktu shalat tersebut niscahaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan keadaan merangkak. ( HR., Bukhari Muslim).
Hadits diatas  jelas bahwa shalat berjema'ah kita disyariatkan dan dianjurkan dalam agama islam. Kalau kita sadar dan menyadari  bahwa itu adalah kemurahan Allah kepada umat muhammad ( umat islam), namun sangat disayangkan masih banyak orang yang tidak menyadari hingga mereka pun enggan untuk melaksanakannya.
Dan masih banyak hadits-hadits yang lain yang berkaitan dengan shalat berjema'ah.

C.     SYARAT-SYARAT MENJADI IMAM
Sebagaimana dari definisi shalat berjema'ah bahwa komponen yang ada yaitu harus ada imam dan makmum . maka dari tiu sangat penting untuk mengangkat imam makmum dan bagaimanakah kriteria yang yang cocok/ yang harus diipilih menjadi seorang imam.
Ternyata untuk menjadi seorang imam harus memenuhi kriteria tertentu, sesuai dengan hadits nabi yang hal itu dapat disimpulkan, secara gradasi mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1)      Fasih baca'an Al-qur'annya
Orang yang menjadi imam harus orang yang paling fasih bacaan al-qur'annya baik dari  segi makhraj, lahjah dan hafalannya dll.
2)      Orang-orang yang mengerti hadits nabi.
3)      Lebih dahulu hijrahnya, kalau tidak ada maka dipilih
4)      Orang yang lebih  tua
Dari segi umur maka harus dipilih adalah orang lebih tua dari yang lain karena mungkin orang yang lebih tua itu lebih berpengalaman dari pada yang lebih muda.
5)      Diutamakan tuan rumah dari pada tamu
Jika seorang yang bertamu , maka yang lebih utama menjadi imam adalah tuan rumah (orang yang memiliki rumah) tsb karena tuan rumah itu lebih tahu mana tempat yang lebih baik untuk ditempati lebih berhak kepada rumah yang ia miliki dari pada seorang tamu yang hanya tinggal beberapa sa'at saja.
6)      Imam adalah salah seorang dari mereka yang disenangi dalam komunitas tsb bukan yang dibenci, tidak  disukai atau ditolak.
" Dari Abdullah bin Amr ra nabi bersabda : ada 3 golongan yang tidak diterima shalatnya : (1) orang yang maju kedepan kaum untuk menjadi imam, sedangkan mereka membencinya . (2) orang yang biasa mengakhirkan shalat   ( waktunya telah habis) (3) orang yang yang memperbudak orang yang merdeka."
Karena jika seorang imam itu dibenci oleh makmumnya maka suasana hari yang tenang yang akan  menimbulkan kekhusu'an dalam diri seorang makmum itu tidak akan tercapai.
Disamping itu makmum suatu saat  akan menjadi  imam hingga seorang makmum harus mempersiapkan diri untuk menjadi imam. Di samping itu pula pada saat sebelum shalat maka ada tingkah laku imam yang dapat kita kaj :
a.       Sebelum melakukan shalat imam harus memperhatikan jama'ahnya seperti memeriksa shaf, meluruskan barisan (shaf ) dll.
b.      Imam adalah manusia biasa sehingaa dimungkinkan untuk lupa, hal ini ada prosedur untuk mengingatkan atau mengganti imam oleh makmum, antara lain:
-         Jika imam lupa maka makmum dengan segara wajib untuk engngat kan
-         Bila imam melakukan kesalahan terutama baca'an maka makmum harus segermembenarka.
-         Kalau imam batal maka secara otomatis  ia harus mundur, meskipun makmum tidak tahu kalau imam tersebut batal ia harus mundur dengan baik-baik dan dengan prosedur yang benar. Kemudian makmum yang paling depan menggantikan imam dan langsung meneruskan apa yang kurang dari imam yang lama tanpa membuat kesalahan  baru.

D.    PSIKOLOGI SHALAT BERJEMAAH
Shalat berjemaah  disamping mempunyai pahala yang sangat banyak hingga dilipat dengan derajat , shalat juga mempunyai aspek psikologi  diantara aspek psikologi dalam shalat berjemaah antara lain sebagai berikut :


  1. Perasaan kebersama'an

Shalat berjema'ah disamping mempunyai pahala yang sangat besar juga mempunyai nlai social / kebersama'an menurut jamaluddin ancok (1989) dan  utsman najati (1985) aspek kebersamaan dalam shalat berjema'ah mempunyai nilai  terapeutik, dapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil tidak dapat bergabung dengan kelompok. Tidak diterima / dilupakan
  1. Tidak ada jarak personal
salah satu kesempurnaan shalat berjema'ah itu adalah lurus dan rapatnya barisan (shaf) para jemaahnya. Ini berarti tidak ada jarak opersonal antara satu dengan yang lainnya dalam shalat berjemaah jarak personal ini boleh dikata tidak ada , karena pada sa'at para jama'ah mendirikan shalat mereka harus rapat dan meluruskan barisan demi keutama'an shalat. Sebagai mana hadits nabi yang artinya:
"Samaratakanlah shafmu, karena menyamaratkan shaf itu merupakan kesempurna'an shalat." (HR. Bukhari muslim).
  1. Melatih saling ketergantungan
Shalat berjemaah yang utama adalah dilakukan di masjid/ musolla, dan hal ini mengajarkan nilai-nilai seperti yang dikemukakan oleh covery yaitu saling membutuhkan atau ketergantungan satu jama'ah dengan jama'ah lainnya.
  1. Membantu pemecahan masalah
Adapun pemecahan masalah  yang dikaitkan dengan shalat, baik itu shalat sendirian dan secara khusus berjema'ah antara lain sebagai berikut:
-         Shalat, dzikir, doa adalah shalat satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan, shalat bisa berarti do'a permohonan sehingga ketiganya dapat disimpulkan sebagai sarana pemecahan masalah dalam kehidupan seseorang . ia dapat melakukan shalat sesuai dengan  permasalahan misalnya ingin rezeki yang bertambah ( shalat dhuha) menghadapi 2 pilihan yang sulit ( shalat istikharah) dll.
-         Para takmir masjid biasanya mengadakan kultum (kuliah tujuh menit) setiap selesai shalat yang tentunya salah satu pokok pembahasannya adalah mengenai permasalahan manusia , hingga hal ini akan membantu memecahkan masalah
-         Di masjid kita akan bertemu dengan teman, tetangga baik yang sudah dikenal atau belum atau anggota jama'ah yang lain
Dan masih banyak lagi aspek psikologi dalam shalat berjema'ah



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

Fiqh dan Ushul Fiqh

Fiqh dalam islam sangat penting sekali fungsinya karena ia menuntun manusia kepada kebaikan dan bertaqwa kepada Allah. Setiap saat manusia itu mencari atau mempelajari kutamaan fiqh, karena fiqh, menunjukkan kita kepada sunah Rasul serta memelihata manusia dari bahaya-bahaya dalam kehidupan. Seorang mengetahui dan mengamalkan fiqih akan dapat menjaga diri dari kecemaran dan lebih di takuti dan disegani oleh musunya.
A. Pengertian fiqh
Pengertian ilmu fiqh secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syari’at atau hukum islam bersifat individu mapun kolektif (masyarakat sosial).
1. Definisi fiqh pada abad I (pada masa sahabat)
Definisi fiqh pada masa ini adalah ilmu pengetahuan yang tidak mudah diketahui oleh masyarakat umum. Sebab untuk mengetahui fiqh atau ilmu figh hanya dapat diketahui oleh orang yang mempnunyai ilmu agama yang mendalam sehingga mereka dapat membahas dan meneliti buku-buku yang besar dalam masalah fiqh.siapa yang dikehendaki Allah, mereka akan memperoleh pengetahuan (fiqh) secara mendalam yaitu semasa belum lahirnya madzhab, tapi fiqh pada waktu itu belum berpegang kepada suatu madzhab dari seseorang mujtahid.
2. Definisi fiqh pada abad II (masa telah lahirnya madzhab)
Pada abad ini telah lahir pemuka-pemuka mujtahid yang mendirikan madzhab yang terbesar dikalangan umat islam. Pengertian fiqh waktu itu diperkecil scopnya, yakni untuk membahas satu cabang ilmu pengetahuan dari bidang-bidang ilmu agama.
3. Definisi fiqh menurut ahli usul dari ulama-ulama hanafiyah
Fiqh ialah ilmu yang menerangkan segalam hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukallaf.

4. Definisi fiqh menurut para ahli ijitihad islam (ulama’)
Fiqh adalah suatu ilmu yang denan ilmu itu kita mengetahui hukum-hukum syara’ yang amaliah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsil. Tujuan ilmu fiqh ialah perbuatan orang-orang mukallaf (orang yang telah diberati) dari segi ketetapan-ketetapan baginya dari hukum-hukum syara’. Kalau kita mengikuti dan mempelajari definisi fiqh yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam berbagai masa perkembangannya, jalaslah bahwa definisi fiqh talah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing.

B. Pengertian usul fiqh
Kata usul fiqh tersusun dari dua kata yaitu ushul dan fiqh. Ushul adalah kata jama’ dari ashal dimana ashal menurut bahasa artinya Tempat beridirinya sesuatu. Jadi asal itu sama dengan pangkal, pokok dan dasar. Kata yang kedua adalah fiqh, menurut bahasa artinya mengetahui hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik amal perbuatan anggota batin, seperti hukum-hukum wajib, haram, mubah dan lain-lain. Jadi usul fiqh adalah kaedah-kaedah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalilnya, dan dalil-dalil hukum (yakni kaedah-kedah yang menetapkan dalil-dalil hukum).
Hukum-hukum tersebut ada sumbernya (dalilnya) yaitu Al-qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, karena itu yang dimaksud usul fiqh ialah sumber-sumber (dalil-dalil) tersebut dan bagaimana cara menunjukkannya kepada hukum secara ijmal. Ijmal ialah dalil yang tidak rinci untuk sesuatu maksud hukum tertentu. Jadi hanya merupakan dalil semata-mata yang masih memerlukan keterangan. Usul fiqh atau dasar-dasar hukum islam, menguraikan tentang indikasi-indikasi dan metode dedukasi hukum-hukum fiqh dari sumbernya. Indikasi-indikasi ini terutama ditemukan dalam Al-qur’an dan Sunnah yang merupakan sumber pokok dari syari’ah. Namun demikian, Al-qur’an dan sunnah sendiri sedikit sekali memuat metodolofi, tetapi lebih memberikan indikasi-indikasi dari mana hukum syari’ah bisa dideduksi.
C. Perbedaan serta korelasi usul fiqih dengan fiqih
Fiqih adalah pruduuk akhir dari usul fiqih, namun keduanya merupakan bidang yang berdiri sendiri. Perbedaan utama antara fiqih dan usul fiqih adalah bahwa yang disebut pertama (fiqih) berkaitan dengan pengetahuan mengenai kaedah-kaedah hukum yang terinci dalam berbagai cabangnya. dan yang disebut terahir (usul fiqih) berhubungan dengan metode yang diterapkan dalam deduksi hokum-hukum dari sumber-sumbernya. Dengan kata lain fiqih adalah hukum itu sendiri sementara usul fiqih merupakan metodelogi hokum. hubungan antara kedua bidang ini menyerupai hubungan antara kaidah-kaidah bahasa dengan suatu bahasa, atau logika (mantiq) dengan filsafat.
usul fiqih menurut pengertian ini, memberikan pedoman baku bagi dedukasi hokum-hukum fiqih secara benar dari sumber-sumbernya. pengetahuan yang memadai tentang fiqih menuntut penguasaan terhadap sumber-sumber itu. Hubungan ilu fiqih dengan usul fiqih adalah merupakan produk dari usul fiqih. ilmu fiqih berkembang karena berkemabangnya ilmu usul fiqih. Ilmu fiqih akan maju manakala ilmu usul fiqih mengalami kemajuan karena ilmu usul fiqih adalah semacam ilmu alat yang menjelaskan metode dan system penetuan hukum berdasarkan dalil-dalil aqli dan naqli

D. Perkembangan usul fiqih terhadap hukum islam (Fiqih)
Adalah tepat mengatkan bahwa fiqih mendahului usul fiqih dan baru pada abad ke 2 islam perkembangan-perkembangan penting terjadi didalam usul fiqih, sepanjang. abad pertama, tidak ada kebutuhan yang mendesak terhadap kebuhan usul fiqih. Ketika nabi Muhammad masih hidup, tuntunan yang diperlukan dan jalan keluar untuk berbagi masalah telah diberikan baik melalui wahyu maupun putusan dari Nabi.demikian juga selama periode setelah wafatnya Nabi, para sahabat masih akrab dengan ajaran-ajaran Nabi dan keputusan-keputusan mereka sebagian besar terilhami oleh preseden beliau. Kedekatan mereka kepada sumber-sumber dan pengetahuan yang mendalam mengenai berbagai peristiwa memberikan mereka kewenangan untuk memutuskan masalah-masalah praktis tanpa adanya kebutuhan mendesak terhadap metodologi. Namun demikian, dengan meluasnya wilayah teritorial islam, para sahabat terpencar sehingga akses langsung mereka kepada masalah-masalah itu semakin sulit. Dengan adanya hal ini maka peluang terjadinya kebingungan dan kekeliruan dalam memahami sumber-sumbe tekstual menjadi semakin terbuka.
Perselisihan ada perbedaan pemikiran hukum pada wilayah yang berbeda mengedepankan kebutuhan terhadap pedoman yang jelas dan pada waktu itulah Al-Syafi’I menyusun metodologi usul fiqh mengenai perbedaan antara usul dan maksim-maksim fiqh karena kadang-kadang dikacaukan. Maksim-maksim fiqh menunuk kepada sekumpulan aturan yang bersifat abstrak yang bersumber dari kajian terinci mengenai fiqh itu sendiri. Setelah berbentuknya madzhab-madzhab, para ulama’ di berbagai madzhab mengambil dua pendekatan yang berbeda terhadap kajian usul fiqh, yaitu pendekatan teoritis dan pendekatan deduktif. Perbedaan utama antara ke-2 pendekatan ini lebih pada masalah orientasi ketimbang substamsi. Sementara yang disebut terdahulu terutama berhubungan dengan pengungkapan doktrin-doktrin teoritis, tetapi yang terakhir adalah bersifat pragmatis dalam pengertian bahwa diformalisasikan dalam kerangka penerapannya terhadap masalah-masalah yang relevan.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

MAKALAH QAWAIDUL FIQH

MAKALAH QAWAIDUL FIQH
BY : SYAMSUL HADI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Bekalang
Niat merupakan suatu hal yang selalu ada dalam tingkah laku kita. Mustahil kita berbuat tampa landasan niat.kecuali pada saat kondisi kita aeda di bawah alam sadar.eksistensinyan sangat signifikan dalam membentuk kualitas kreativitas, baik secara vertikal maupun horizontal.dengan niat apa yang kita lakukan akan bernilai ibadah di sisi tuhan dan niat pula keta’atan akan berubah menjadi kema’siatan.
Oleh karena itu pembahasan niat merupakan masalah yang fundamental, mengingat posisinya sebagai barometer dalam setiap perbuatan.sehingga tidaklah keliru ketika banyak hadist-hadist nabi yang menjelaskan tentang eratnya korelasi antara niat dan perbuatan. Bahkan niat mengandung sebuah power yang sangat dahsyat sehingga mampu menggugah jiwa dalam berkomsentrasi dan semaksimal munkin dalam melaksanakan tuntunan agama. Sejauh mana kekuatan niat yang kita miliki sejauh itu pula tingkat konsentrasi dalam beramal. Jadi dari paparan diatas, ternyata ada hal yang menjadi konsekwensi dari niat itu sendiri. Pertama sebagai tolak ukur suatu berbuatan. Kedua sebagai motivator dibalik suatu perbuatan.
Oleh sebab itulah kami sangat antusias, ketika menerima qaidah al-umuru bil-maqasidiha, sebagi tema dari makalah kami dari mata kuliah qowa’idul-fiqh. Dan karena begitu besar konstribusinya terhadap amal perbuatan kita, maka sudah sepantasnyalah kami mengulas makalah ini secara jelas dan lugas, dalam rangka mempermudah pembaca dalam memahami isi-isi yang terkandung di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
Pengertian dan dasar-dasarnya
Ruang-lingkupnya
Fungsi pensyariatannya
Hal-hal yang berkaitan dengannya



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan dasar-dasarnya
Al-umuru bil-maqasidiha(segala sesuatu tergantung pada niatnya). Merupakan salah satu dari qaidah-qaidah asasiyah fiqhiyyah. Dan para ulama figh dalam merumuskan qaidah tersebut bukan tampa rujukan yang melatarbelakangi, akan tetapi dibalik sekian rumuasan qaidah asasiyyah tersebut ada sember hukum yang dijadikan landasan. Sedangkan landasan dari qoidah ini hadist nabi yang diriwayatkan oleh imam bukhori dan muslim yang disandarkan kepada sy.umar ibn khottab yang berbunyi:
Dan hadist tersebut dalam kitab sunanya ibn asy’ari dari hadistnya ali ibn abi thalib. Dalam kitab hilyahnya abu na’im dari hadistnyaabi sa’id al-khodri. Dalam kitab amaliyahnya ibn asakir dari hadistnya sy.anas ra. Yang kesemuanya mempunyai literatur yang sama dengan hadist yang disandarkan pada umar ibn khattab.
Sedangkan hadist-hadist tentang masalah niat yang mempunyai literatur berbeda dengan hadist diatas sangat beragam sekali diantaranya:
1. Dari Imam Baihaqi berbunyi
2. Dari Imam Syihab berbunyi
3. Dari Sa’ad Ibn Abi Waqosh berbunyi
4. Dari Ibn Mas’ud berbunyi
5. Dari Abu Hurairah berbunyi
6. Dari dari ‘Uqbah bin Amir berbunyi
7. Dari Abu Dzar berbunyi
8. Dari Imam Shohaib berbunyi
9. Dari Ibnu Umamah berbunyi



B. Ruang Lingkupnya
Masalah-masalah fiqhiyah yang ada dibawah pembahasan qaidah al-umuru bi maqashidiha sangat beragam sekali. Sehingga menyebabkan perselisihan dikalangan ulama’ dalam membatasi kuantitas ruang lingkupnya. Bahkan Ibnu Ubaidah pernah mengatakan bahwa tidak ada dari sekian banyak hadits nabi yang lebih luas cakupannya dan lebih baik faidahnya dari pada hadits yang menjelaskan tentang niat.
Menurut Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Abu Daud dan Addaru Qutni bahwa hadits tersebut mencakup terhadap ⅓ dari permasalahan fiqhiyah. Dan pendapat ini diperjelas oleh Imam Baihaqi bahwa segala perbuatan manusia tidak pernah terlepas dari salah satu dari tiga unsur diantaranya: Hati, lidah dan anggota badan. Sehingga beliau sangat antusias ketika hadits tersebut dikatakan mencakup terhadap ⅓ dari permasalahan fiqhiyah, karena memang niat (hati) termasuk salah satu dari ketiga unsur instrumen manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan menurut Ibn Muhdi hadits tersebut meliputi 30 bab akan tetapi ada ulama’ yang mengatakan bahwa hadits tersebut meliputi 70 bab dari permasalah ilmu fiqh.

C. Fungsi pensyariatannya
Segala syariat yang ada tidak akan terlepas dari tujuan dibalik pensyariatannya demikian pula dengan niat di dalamnya ada beberapa maksud dan tujuan yang melatar belakanginya diantaranya :
a. Untuk membedakan amalan yang bernilai ibadah dengan yang hanya bersifat kebiasaan belaka, seperti halnya makan, minum, tidur dan lain-lain. hal ini merupakan suatu keniscayaan bagi kita sebagai manusia, disadari atau tidak kita butuh keberadaanya karena hal yang seperti itu termasuk kategori kebutuhan primer. Akan tetapi jika dalam aktualisasinya kita iringi dengan niat untuk mempertegar tubuh sehingga lebih konsentrasi dalam berinteraksi dengan Tuhan maka disamping kita bisa memenuhi kebutuhan juga akan bernilai ibadah di sisi Allah.
Akan tetapi bagi amalan-amalan yang secara eksplisit sudah berbeda dengan amalan yang tidak bernilai ibadah maka tidak diperlukan adanya niat seperti halnya iman, dzikir dan membaca al-Qur’an dan sebagainya. Dan juga termasuk amalan yang tidak membutuhkan niat adalah meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh agama.
b. Untuk membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lainnya. Dengan niat ini pula kita bisa menciptakan beranika ragam ibadah dengan tingkatan yang berbeda namun dengan tata cara yang sama seperti halnya wudhu’, mandi besar, shalat dan puasa.

D. Hal-hal yang berkaitan dengan niat
1. Waktu berniat
Pada dasarnya niat itu haru berada diawal permulaan setiap ibadah seperti dalam shalat. Akan tetapi ada beberapa amalan ibadah yang memang harus didahulukan dari amalan itu sendiri bahkan apabila dikerjakan secara bersamaan amalan ibadahnya tidak sah seperti dalam ibadah puasa.
2. Tata cara berniat ketika dikaitkan dengan masalah shalat itu berbeda-beda tergantung status shalat yang dikerjakan.
- Apabila yang dilakukan berstatus Fardlah maka ada 3 hal yang harus terpenuhi yaitu : Qashdul fiil, Ta’yin dan niat fardlu
- Apabila berstatus sunnah baik yang disandarkan pada waktu-waktu dan sebab tertentu maka ada 2 hal yang harus terpenuhi diantaranya : Qashdul fiil dan Ta’yin
- Apabila berstatus sunnah mutlak maka yang harus terpenuhi hanyalah Qashdul fiil
3. Syarat-syarat yang harus terpenuhi bagi orang yang ingin berniat yaitu beragama islam, tamyis (mampu membedakan hal-hal yang bermanfaat dan yang bermudlarat bagi dirinya), yakin terhadap sesuatu yang diniati, sesuatu yang diniati harus merupakan hal-hal yang mungkin dilaksanakan.
4. Perselisihan para ulama’ dalam masalah niat apakah niat tersebut termasuk rukun atau syarat.
- Ada yang berpendapat termasuk rukun sebab niat itu merupakan bagian dari shalat itu sendiri.
- Menuru Abu Thayyib niat termasuk syarat karena kalau tidak maka niat harus diniati pula.
- Sedangkan pendapat Imam Ghazali dalam masalah ini ditafshil apabila dikaitkan dengan shalat maka berstatus rukun dan apabila dengan puasa berstatus syarat.



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Permasalahan niat merupakan sebuh polemik yang sangat erat korelasinya dengan perbuatan manusia bahkan kalau ditarik dalam tataran keagamaan niat merupakan masalah fundamintal yang berfungsi sebagai barometer kualitas amalan itu sendiri. Berangkat dari sinilah ulama’ terhadulu membuat satu kaidah dari beberapa kaidah asasiyah yang berbunyi Al-Umuru Bi Maqashidiha.
Sedangkan sumber hukum dari kaidah di atas adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang disandarkan pada Umar Ibn Khattab yang berbunyi dan masih banyak hadits-hadits yang ada dibalik kaidah tersebut dengan sanad dan perawi yang berbeda-beda namun masih satu objek pembahasan dengan hadits yang disandarkan kepada Umar Ibn Khattab Ra.
Sedangkan permasalahan-permasalahan fiqhyah yang termasuk dalam ruang lingkup kaidah di atas sangat beraneka ragam sekali sehingga para ulama’ dalam menyikapi permasalahan ini juga baraneka ragam ada yang berpendapat bahwa kaidah tersebut meliputi ⅓ dari permasalahan fiqhiyah ada yang mengatakan mencakup terhadap 70 bab bahkan ada ulama’ yang membatasi hanya 30 bab dari seluruh sub pembahasan ilmu fiqh.
Dan tentunya dalam kaitannya (Al-Umuru Bi Maqashidiha) dengan amalan keagamaan seseorang memiliki beberapa fungsi dan konsekwensi, yang kesemuanya ini kami sudah menjelaskan dengan jelas dan lugas pada sub pembahasan.


DAFTAR PUSTAKA


▬ Asybah Wa An-Nadloir, Jalauddin As-Sayuthi, Al-hidayah, Surabaya, 1965
▬ Faraidlul Bahiyah, Umar Al-Faruq, Mahkota, surabaya



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

DEFINISI CINTA, MAKNA DAN HAKIKATNYA

A. Definisi Cinta, Makna dan Hakikatnya
Cinta juga bisa berasal dari obsesi untuk mendapatkan sesuatu. Tapi itu bukan cinta, ia hanyalah alat untuk mendapatkan objek itu. Kata ”Cinta” mempunyai makna yang universal. Setiap insan mempunyai tanggapan sendiri tentang arti cinta. Dan setiap insan juga punya cara sendiri untuk mencintai.
Apa arti cinta itu sebenarnya? Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat membutuhkan dan menyanjungnya. Rasa cinta yang kita berikan menunjukkan bahwasanya kita sangat menyukainya dan ingin bersamanya. Kecemburuan sering terjadi jika seseorang yang kita cintai bersama oranglain. Itulah cinta, satu nama seribu makna
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
B. Cinta Kasih Kepada Sesama Manusia
Cinta kepada sesama adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
1. Knowledge (pengenalan)
2. Responsibilty (tanggung jawab)
3. Care (perhatian)
4. Respect (saling menghormati)
Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan..
Para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit. Antara lain mereka membedakan cinta terhadap sesama manusia dan yang terkait dengannya menkadi:
1. Cinta terhadap keluarga
2. Cinta terhadap teman-teman, atau philia
3. Cinta yang romantis atau juga disebut asmara
4. Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros
5. Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
6. Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme
7. Cinta akan sebuah konsep tertentu
8. Cinta akan negaranya atau patriotisme
9. Cinta akan bangsa atau nasionalisme
Cinta antar pribadi manusia menunjuk kepada cinta antara manusia mempunyai beberapa undur yang sering ada dalam cinta antar pribadi tersebut yaitu
a) Afeksi: menghargai orang lain
Kita sebagai mahluk ciptaan Allah, sangat membutuhkan bantuan orang lain. Manusia satu dengan lainnya merupakan mahluk social. Jika ada salah satu keluarga maupun kerabat jauh yang ditimpa musibah, kita manusai yang mempunyai cinta hendaknya mengeluarkan tangan demi membantu meringankan beban mereka selama ini, pergunakanlah cinta kita dengan sebaik-baiknya perbuatan.
b) Ikatan: memuaskan kebutuhan emosi dasar
c) Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain
d) Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan
e) Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta
f) Keintiman emosional: berbagia emosi dan rasa
g) Kinship: ikatan keluarga
h) Passion: nafsu seksual
i) Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain
j) Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi
k) Service: keinginan untuk membantu
C. Kasih Sayang
Kasih sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.
Dengan cinta kita selalu menjaga lingkungan yang harmonis. Lingkungan yang harmonis berarti lingkungan yang berimbang dan jauh dari perusakan. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, yang berwujud bentuk seni. Bentuk seni dapat berbentuk seni rupa, seni pahat, seni sastra, seni suara. Pemujaan merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan kepada Tuhan ini oleh manusia di antaranya diwujudkan dalam bentuk-bentuk pemujaan atau yang lebih kita kenal sebagai tempat beribadah.
Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih saying adalah factual, bukan sentimental yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”, “pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan “keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
D. Cinta Yang Hakiki
Dalam bercinta manusia tidak pernah memperhatikan keindahan dan keberadaannya. Mereka hanya menggunakan hawa nafsunya yang menggebu-gebu demi mendapatkan seseorang yang mereka sayangi.
Sebenarnya cinta sejati itu hanyalah cinta kita pada Allah, karena pusat cinta adalah rasa hormat dan sayang kita kepada-Nya. Cinta yang hakiki adalah cinta abadi yang kita berikan pada seseorang dengan tulus dan penuh rasa sayang serta mengharap ridho-Nya. Cinta hakiki tidak pernah mengenal status dan tidak memandang fisik, cinta kekal adalah cinta yang datangnya dari lubuk hati yang terdalam.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new