Tugas Berstruktur Dosen Pembimbing
Metodologi Studi Islam Jamal Syarif, M.Ag
KAJIAN SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM
PERIODE KLASIK ( 650-1250 )
Disusun Oleh:
Kelompok: VII (TUJUH)
- M.Habibi NPM: 11.12.2624
- M.Ramadhan NPM: 11.12.2625
- M.Syauqi NPM: 11.12.2626
- M.Yusran NPM: 11.12.2627
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUSSALAM MARTAPURA
TAHUN AKADEMIK
2011-2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan,perkembangan dan eksistensi masyarakat tersebut, serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus.
Demikian halnya dengan pendidikan di kalangan umat Islam memiliki peranan penting untuk mewujudkan cita-cita hidup Islam yaitu melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada umat dan generasi penerusnya sehingga nilai-nilai cultural-religious yang dicita-citakan tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat sepanjang zaman.
Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran tentang pola berfikir dan berbuat dalam pelaksanaan pendidikan Islam pada khususnya perkembangan klasik, maka sangat diperlukan pendekatan historis.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing mata kuliah metodologi studi islam.
2. Agar lebih mengerti dan memahami tentang metodologi studi islam khususnya pada kajian sejarah perkembangan islam periode klasik.
3. Agar dapat lebih mengembangkan kreativitas dalam pembuatan makalah.
C. Metodi Penulisan
Adapun dalam penyelesaian tugas makalah ini kami hanya menggunakan metode kepustakaan dan footnote (catatan kaki) dimana kami mencoba mencari bahan dari buku-buku yang berhubungan dengan tema yang kami sajikan agar kami mempunyai dasar teoritis dan pengetahuan yang cukup dan dilengkapi bahan yang di ambil dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah perkembangan islam periode klasik (650-1250 M )
Dengan meninggalnya khalifah Ali bin Abi Thalib, maka bentuk pemerintahan kekhalifahan telah berakhirlah dan islam mengalami perubahaan dengan dilanjutkan bentuk pemerintahan dinasti kerajaan yaitu dinasti bani umayyah dan bani abbasiyah.
A. Bani umayyah
Dinasti umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah.Muawiyah dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar demokrasi yang berdasarkan atas hasil pilihan umat islam .Berdirinya dinasti umayyah bukan juga hasil dari musyawarah , jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara turun menurun yaitu sistem monarkhi.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.pada dinasti ini banyak kemajuan ,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M).Pada masa awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan islam pada masa Muawiyah beliau selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilkinya untuk merebut pusat-pusat kekuasaan diluar jazirah Arabia di antaranya upaya untuk menguasai kota Konstinovel. Paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan Muawiyah bin Abi Sufyan terus berusaha merebut Bizantium:[1]
1. Bizantium merupakan basis kekuatan agama Kristen ortodoks yang pengaruhnya dapat membahayakan islam
2. Orang-orang Bizantium sering mengadakan pemberontakan ke daerah islam
3. Bizantium termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan melimpah
Meskipun keadaan dalam negeri dapat diatasi pada beberapa periode akan tetapi pada masa–masa tertentu sering kali dapat membahayakan keadaan pemerintahan itu sendiri.ketika pemerintahan berada di tangan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (6586H/685-705M) keadaan dalam negeri boleh di bilang teratasi dengan keadaan seperti itu, kemajuan peradaban dapat dicapai terutama dalam politik kekuasaan.
Khalifah Walid bin abdul malik berusaha memperluas daerahnya menuju Afrika utara yaitu Magrib Al-aqsha dan Andalusia .Dengan keinginan yang kuat dan keberanian, Musa bin Nusair dapat menguasai wilayah tersebut sehingga ia diangkat sebagai gubernur untuk wilayah Afrika utara.
Ketika ia menjabat sebagai gubernur afrika utara ia dapat menaklukan beberapa suku yang terus mengadakan pemberontakan di daerahnya itu. Sehingga dengan demikian ia leluasa memperluas wilayah kekuasaan islam ke daerah lainnya di seberang lautan. Untuk tugas itu Musa bin nusair mengutus Tharif bin Malik mengintai keadaan Andalusia di bantu oleh Julian. Keberhasilan ekspedisi awal ini, membuka peluang bagi musa bin nusair melakukan langkah berikutnya dengan mengirim Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan guna merebut daerah Andalusia .Tepat pada tahun 711 M ,Thariq mendarat di sebuat selat yang kini selat tersebut diberi nama yakni Selat Jabal Thariq atau Selat Gibraltar. Keberhasilan Thariq memasuki wilayah Andalusia membuat perjalan baru bagi kekuasan islam.
Dimasa itu ilmu dan kebudayaan islam berkembang dengan baik di antaranya kebudayaan (seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan,seni ukir dan sebagainya), dan bidang ilmu ( ilmu kedokteran, ilmu filsafat, astronomi, ilmu bumi dan lainnya).[2]
Dalam sejarahnya, perjalan dinasti Umayyah mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Walid bin Yazid (125-126 H / 743-744 M) bahkan akhirnya kekuasaan Bani umayyah mengalami kehancuran ketika diserang oleh gerakan Bani abbasiyah pada tahun 132H/ 750 M.
Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan danasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran:[3]
a. Sebab-sebab umum
1. penyelewengan dari sistem musyawarah islam diganti dengan sistem kerajaan.
2. Pengkhianatan permusyawaratan jandal.
3. Menyalahi perjanjian madaain antara Muawiyah dengan Ali bin Abi Thalib.
4. Pengangkatan putra mahkota lebih dari satu.
b. Sebab-sebab khusus
1. Kelemahan dari Yazid bin Abdul Malik memecat orang-orang dalam. Jabatannya diganti dengan orang-orang yang disukainya, padahal pengganti itu tidak ahli.
2. Kemewahan dan keborosan di kalangan istana.
Organisasi Negara pada masa Dinasti Umayyah masih pada permulaan islam yaitu terdiri dari 5 badan:
a. An Nidhamatul Siyasi ( organisasi politik)
b. An Nidhamatul Idari ( organisasi tata usaha Negara )
c. An Nidhamatul Mali ( organisasi keuangan atau ekonomi )
d. An Nidhamatul Harbi ( organisasi pertahanan )
e. An Nidhamatul Qadhai ( organisasi kehakiman )
B. Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/750 M yang didirikan oleh abu Abbas abdullah As Saffah bin Muhammad Bin Ali bin Abdullah Bin abbas bin Abdul Mutholib bin Abdul Manaf, yang merupakan kelanjutan dari pemerintahan dinasti umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dinamakan dinasti abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Bani Abbas , Paman rasulullah SAW.
Pada masa dinasti abbasiyah luas wilayah kekuasaan islam semakin bertambah dan Baghdad sebagai pusat pemerintahannya.Perluasan kekuasaan dan pengaruh islam bergerak ke wilayah Timur Asia tengah dari perbatasan india hingga ke Cina.Secara umum dapat dikatakan bahwa pemerintahan bani Abbasiyah mampu mengembangkan dan memajukan peradaban Islam sehingga dinasti ini mencapai puncak kejayaannya karena para penguasanya banyak memberikan dorongan kepada ilmuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam segala bidang kehidupan.
Diantara ilmu-ilmu yang berkembang pada dinasti abbasiyah yaitu:[4]
a. Ilmu filsafat
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu astronomi
d. Ilmu farmasi dan kimia
e. Ilmu matematika
f. Ilmu tafsir
g. Ilmu hadist
h. Ilmu kalam
i. Ilmu bahasa
Dalam bidang menjalankan pemerintahan kepala Negara di bantu oleh wizarat dan pemangkunya. Dinasti ini memiliki 2 wizarat yaitu :
1. Wizaratul tanfiz
2. Wizaratul tafwidh’
Dalam bidang menjalankan tata usaha negara kepala Negara di bantu diwanul kitabah dan dibantu beberapa sektariat, diantaranya yaitu :
a. Katibur rasail
b. Katibur kharraj
c. Katibur jund
d. Katibur syurthah
e. Katibur qadha
Wilayah Negara dinasti abbasiyah dibagi ke dalam beberapa provinsi yang dinamakan imarat , yang pada waktu itu ada tiga macam imarat yaitu:
a. Imarat al-istikfa
b. Imarat al-khassah
c. Imarat al-istilau
Pada pemerintahan dinasti abbasiyah dibedakan menjadi 5 perode ,setiap periode ditandai adanya perubahan dalam hal pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijakan militer.
1. Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia pertama
2. Periode kedua adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki pertama
3. Periode ketiga adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia kedua
4. Periode keempat adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki kedua
5. Periode kelima adalah periode yang tidak banyak dipengaruhi oleh pihak manapun akan tetapi pertahanan dinasti abbasiyah sangat lemah dan akhirnya pada tahun 1250 M dinasti abbasiyah runtuh karena mendapat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
1. Sebab-sebab dari dalam
a. Persaingan antara ras
Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal