perbandingan antar aliran tentang KEHENDAK MUTLAK TUHAN DAN KEADILAN TUHAN

A. Pengertian Kehendak Mutlak Tuhan dan Keadilan Tuhan

Menurut kamus bahasa Indonesia karangan Desy Anwar kehendak adalah kemauan, keinginan. Sedangkan Mutlak adalah umum mengenai segenapnya, tidak terkecuali, tiada bersyarat lagi tiada terbatas. Jadi pengertian dari kejendak mutlak Tuhan adalah kemauan atau keinginan Tuhan mengenai semuanya (alam semesta) tidak terkecuali.

Sedangkan keadilan adalah awalan ke ditambah adil yang berarti sifat yag tidak memihak sifat berpihak pada yang benar. Jadi keadilan Tuhan adalah sifat tidak memihak Tuhan pada suatu apapun.

B. Sebab Munculnya Perdebatan Tentang Kehendak Mutlak Tuhan dan Keadilan Tuhan

Adanya perbedaan pendapat dalam aliran-aliran ilmu kalam mengenai kekuatan akal fungsi Wahyu dan kebebasan atau kehendak dan perbuatan manusia telah memunculkan atau kehendak dan perbuatan manusia telah memunculkan pula perbedaan pendapat tentang kehendak mutlak dan keadilan Tuhan.

Pangkat persoalan kehendak mutlak dan keadilan Tuhan adalah keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Sebagai pencipta alam Tuhan haruslah mengatasi segala yang ada, bahkan haus melampaui segala aspek yang ada itu. Ia adalah eksistensi yang mempunyai kehendak dan kekuasaan yang tidak terbatas karena itu tidak ada eksistensi lain yang mengatasi dan melampaui eksistensi-Nya. Ia dipahami sebagai eksistensi yang esa dan unik. Inilah makna umum yang dianut aliran-aliran kalam dalam memahami tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan.

Paham keadilan Tuhan, dalam pemikiran kalam bergantung pada pandangan apakah manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat ? Ataukah manusia itu hanya terpaksa saja ? Perbedaan pandangan terhadap bebas atau tidaknya manusia ini menyebabkan penerapan makna keadilan yang sama-sama disepakati mengandung arti meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Aliran kalam rasional yang menekankan kebebasan manusia cenderung memahami keadilan Tuhan dari sudut kepentingan. Sedangkan aliran kalam tradisional yang memberi tekanan pada ketidakbebasan manusia di tengah kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Cenderung memahami keadilan Tuhan dari sudut Tuhan sebagai pemilik alam semesta.

Di samping faktor-faktor di atas, perbedaan aliran-aliran kalam dalam persoalan kehendak mutlak dari keadilan Tuhan ini didasari pula oleh perbedaan pemahaman terhadap kekuatan akal dan fungsi Wahyu. Bagi aliran yang berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang besar kekuasaan Tuhan pada hahikatnya tidak lagi bersifat mutlak semutlak-mutlaknya. Adapun aliran yang berpendapat sebaliknya berpendapat bahwa kekuasaan dan kehendak Tuhan bersifat mutlak.

C. Perbandingan Antar Aliran Tentang Kehendak Mutlak Tuhan dan Keadilan Tuhan

1. Aliran Mu`tazilah

Aliran ini berprinsip keadilan Tuhan mengatakan bahwa Tuhan itu adil dan tidak mungkin berbuat zhalim dengan memaksakan kehendak kepada hamba-Nya kemudian mengharuskan hamba-Nya menanggung akibat perbuatannya karena manusia mempunyai kebebasan untuk melakukan perbuatannya tanpa ada paksaan sedikit pun dari Tuhan. Dengan kebebasan itulah, manusia dapat bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Tidaklah adil jika Tuhan memberikan pahala atau siksa kepada hamba-Nya tanpa mengiringinya dengan memberikan kebebasan terlebih dahulu.

Jadi aliran Mu`tazilah mengatakan bahwa sebenarnya kekuasaan Tuhan tidak mutlak lagi. Ketidak mutlakan kekuasaan Tuhan itu disebabkan oleh kebeasan yang diberikan Tuhan terhadap manusia serta adanya hukum alam (sunatullah) yang menurut Al-Quran tidak pernah berubah.

Oleh sebab itu, pandangan Mu`tazilah kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan berlaku dalam jalur hukum-hukum yang tersebar di tengah alam semesta.

Aliran Mu`tazilah mengatakan sebagaimana yang dijelaskan oleh Abd Al-Jabbar, bahwa keadilan Tuan mengandung Arti Tuhan tidak berbuat dan tidak memilih yang buruk tidak melainkan kewajiban-kewajibannya kepada manusia dan segala perbuatan-Nya adalah baik. Jalan pikiran ini tidak menghendaki sifat zalim dalam menghukum, memberi beban yang tidak patuh bagi Allah. Dengan kata lain, Tuhan dalam pandangan Mu`tazilah mempunyai kewajiban yang ditentukan-Nya sendiri bagi diri-Nya.

2. Aliran Asy`ariyah

Aliran ini berbeda dengan Mu`tazilah yang berpendapat manusia diberi kebebasan untuk berbuat dan berkehendak kaum Asy`anah percaya pada kemutlakan kekuasaan Tuhan berpendapat bahwa perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan yang mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu, semata-mata adalah kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya, dan bukan karena kepentingan manusia untuk tujuan yang lain, pengertian keadilan menurut Asy`ariyah adalah dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya yang sebenarnya yaitu mempunyai kekuasaan mutlak terdapat harta yang dimiliki serta mempergunakannya sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian keadilan Tuhan mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluk-Nya dan dapat berbuat sekehendak hati-Nya. Tuhan dapat memberi pahala kepada hamba-Nya atau sebaliknya memberi siksa dengan sekehendak hati-Nya dan itu semua adil bagi Tuhan karena Dia penguasa Mutlak.

Aliran Asy`ariyah yang berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang kecil dan manusia tidak mempunyai kebebasan atas kehendak dan perbuatannya, mengemukakan bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan haruslah berlaku semutlak-mutlaknya. Al-Asy`ari juga menjelaskan bahwa Tuhan tidak tunduk kepada siapapun dan tidak satu dzat lain di atas Tuhan yang dapat membuat hukum serta menentukan apa yang boleh di buat dan apa yang tidak boleh di buat Tuhan malah lebih jauh dikatakan oleh Asy1ari kalau memang Tuhan menginginkan ia dapat saja meletakkan beban yang tak terpikul oleh manusia.

3. Aliran Maturidiyah

Dalam memahami kehendak mutlak dan keadilan Tuhan Aliran ini terpisah menjadi dua yaitu Maturidiyah sebarkan dan Maturidiyah Bukhara. Pemisahan ini disebabkan perbedaan keduanya dalam menentukan porsi penggunaan akal dan pemberian batas terdapat kekuasaan mutlak Tuhan.

Kehendak mutlak Tuhan menurut Maturidiyah Samarqand, dibatasi oleh keadilan Tuhan. Tuhan adil mengandung arti bahwa segala perbuatan-Nya adalah baik dan tidak mampu untuk berbuat buruk serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban-Nya terhadap manusia.

Adapun Maturidiyah Bukhara berpendapat bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak. Tuhan berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya dan menentukan segala-galanya. Tidak ada larangan bagi Tuhan terletak pada kehendak mutlak-Nya tidak ada suatu dzat pun yang lebih berkuasa dari pada-Nya dan tidak ada batasan-batasan bagi-Nya tampaknya aliran Maturidiyah Samarqand lebih dekat dengan Asy`ariyah Al-Bazdaqi mengatakan bahwa Tuhan tidak mempunyai tujuan dan tidak mempunyai unsur pendorong untuk menciptakan cosmos. Tuhan berbuat sekedendak-Nya sendiri. Ini berarti bahwa alam tidak diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia atau dengan kata lain. Konsep lain keadilan Tuhan bukan diletakkan untuk kepentingan manusia tetapi pada Tuhan sebagai pemilik mutlak.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Category:
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new